Istana Cari Solusi Agar Harga Daging Sapi Stabil

KSP bertemu APDI dan Gapuspindo cari solusi stabilkan harga daging sapi.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) membahas kenaikan harga daging sapi. Moeldoko berharap, harga daging sapi stabil dan tak menjadi beban masyarakat di tengah pandemi dan bencana di berbagai daerah.

Baca Juga

Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog hingga PT Berdikari ini dilakukan untuk mencari solusi kenaikan harga daging sapi hingga kesiapan menjelang hari raya Idul Fitri mendatang.

"Melalui pertemuan ini, saya harap ada solusi agar harga daging sapi tidak terus naik dan jadi masalah baru dan beban masyarakat di tengah penanganan Covid-19 dan berbagai bencana yang ada," tegas Moeldoko dikutip dari siaran resmi KSP, Jumat (22/1).

Moeldoko menjelaskan, para pihak yang hadir pada pertemuan tersebut menyusun kembali perhitungan stok daging yang ada. Dengan demikian, setiap pihak bisa memetakan persiapan untuk menetapkan harga daging dan memutuskan kebijakan impor daging maupun impor sapi dari sejumlah negara.

Terkait isu kenaikan harga daging akhir-akhir ini, Moeldoko menyebut telah diselesaikan oleh Gapuspindo dan APDI yang difasilitasi Kemendag. "Dengan begitu, jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga, jangan sampai APDI tetap menaikkan harga ke konsumen," jelas Moeldoko.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menjelaskan, sejak aksi mogok pedagang daging di beberapa wilayah, pihaknya langsung turun tangan dengan memfasilitasi pertemuan antara Gapuspindo dan APDI. 

Dari pertemuan itu, kedua pihak sepakat menetapkan harga daging dari hulu pada kisaran Rp 94 ribu per kg sehingga pedagang ritel bisa menjual di bawah harga Rp120 ribu per kg.

"Ini langkah jangka pendek. Kami juga sudah tentukan langkah jangka menengah dan jangka panjang, terutama melalui kebijakan impor di luar Australia yang terus menaikkan harga sapi," tambah Syailendra.

Sedangkan Ketua APDI Asnawi pun menyambut positif hasil pertemuan yang telah disepakati. Dan para pedagang daging menghentikan aksi mogok yang dilakukan. "Sekarang, para pedagang sudah bisa menjual daging dengan harga terendah Rp 105 ribu per kg dari sebelumnya yang bisa di atas Rp 120 ribu per kg," kata Asnawi.

Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto menjelaskan, pihaknya memang telah menaikkan harga daging seiring naiknya harga sapi impor dari Australia. Ia menjelaskan, sejak harga sapi impor Australia menyentuh level terendah yakni 2,5 dolar AS per kg, terjadi peningkatan harga hingga 3,8 dolar AS per kg atau setara Rp 55.460 per kg pada akhir Desember 2020.

Didiek pun berharap, terdapat alternatif negara pengimpor sapi lainnya, selain dari Australia. "Sehingga, sebagian anggota kami sudah tidak bisa lagi melakukan impor dari Australia dan membuat adanya lonjakan harga setelah pada 2019-2020 tidak ada lonjakan harga," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Bulog dan Berdikari menyatakan kesiapannya memenuhi stok kebutuhan daging sapi menjelang hari raya Idul Fitri mendatang. Namun, mereka berharap agar proses perizinan impor dari negara selain Australia bisa dipercepat.

 

 

 

 
Berita Terpopuler