Top 5 News: Koruptor Dana Bansos Bungkam, Biden Ajak Muslim

Mengapa Allah SWT 'Mengambil' Seluruh Putra Rasulullah SAW?

Antara/Dhemas Reviyanto
Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara tiba untuk menjalani pemeriksaan perdana di gedung KPK, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Juliari Batubara diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan Bantuan Sosial (bansos) penanganan COVID-19.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KPK tak mau lempar handuk membongkar kasus korupsi dana bansos. Meskipun tersangka kasus suap bantuan sosial (bansos) Covid-19, Juliari Peter Batubara (JPB) masih bungkam terakit kasus tersebut.

Kabar bungkamnya Juliari ketika dicecar KPK menyita perhatian pembaca. Berita tersebut menempati posisi pertama dalam daftar berita terpopuler Republika.co.id, Kamis (21/4).

1. Juliari Masih Bungkam Soal Kasus Bansos, KPK: Sia-Sia...

JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, tersangka suap bantuan sosial (bansos) Covid-19, Juliari Peter Batubara (JPB) masih bungkam terakit kasus tersebut. Akibat hal itu, menyebabkan KPK jarang memeriksa mantan menteri sosial (mensos).

 

 

"Sekarang, kalau ada seorang yang mempunyai informasi dia tidak mampu membuka sama sekali, kan kita cari. Biarin saja mereka nggak mau ngaku, tapi kita cari pendukung yang ke arah sana, gitu loh," kata Deputi Penindakan KPK Karyoto di Jakarta, Rabu (20/1).

Dia mengatakan, akan menjadi pekerjaan yang sia-sia jika pemeriksaan terhadap JPB dilakukan hingga memakan waktu panjang, tapi tidak memiliki hasil. Karena itu, KPK lebih baik memeriksa saksi-saksi lain guna mendapati konstruksi perkara tersangka.

"Kalau menteri kan perannya sudah di atas sekali, kebijakan. Dia hanya memerintah atau apa, tidak mungkin secara spesifik di lapangan dia ikut ini ikut ini. Itu kan tergantung saksi-saksi, itu bicara apa," katanya.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Mengenal Muslim dalam Kabinet Biden

WASHINGTON -- Presiden terpilih Joe Biden dilantik pada Rabu (20/1) waktu setempat. Kabinet Biden, disebut-sebut sebagai yang paling beragam dalam sejarah Amerika, seperti kulit hitam, Muslim dan anggota minoritas lainnya yang dipilih untuk membantu pemerintahannya.

Kamala Harris, Wakil Presiden AS merupakan gebrakan pertama Biden dalam membangun kabinet beragam. Kamala Harris merupakan wanita setengah kulit hitam dan setengah India.

Selain Harris ada juga orang kulit hitam yang memimpin Pentagon, seorang kepala keamanan dalam negeri Latin, dan sekretaris kabinet pribumi Amerika. Jabatan tersebut telah diisi dengan sejumlah besar penunjukan India-Amerika dan juga Muslim.

"Kabinet ini akan lebih mewakili rakyat Amerika daripada kabinet lainnya dalam sejarah," kata Biden kepada wartawan pada bulan Desember lalu, dilansir dari About Islam, Rabu (20/1).

Baca berita selengkapnya di sini.

3. KH Afifuddin Muhajir Dianugerahi Doktor Honoris Causa

JAKARTA -- Ulama Jawa Timur, KH Afifudddin Muhajir menerima gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongon Semarang pada Rabu (20/1). Ia dipandang layak dianugerahi gelar tersebut karena telah berjasa besar dalam pengembangan ilmu fikih dan ushul fikih.

Proses penganugerahan ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di UIN Walisongo, Semarang. Acara ini hanya dihadiri oleh kalangan terbatas karena prosedur Covid-19 dan ditayangkan secara virtual di Channel Youtube Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, yaitu S3 TV.

Kiai Afif merupakan tokoh ketiga yang menerima gelar honoris causa dari UIN Walisongo Semarang. Sebelumnya, KH Husein Muhammad dan Dahlan Iskan juga menerima gelar kehormatan dari UIN Walisongo.

Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Kiai Afif atas jasa dan karyanya yang luar biasa bagi ilmu pengatahuan, kebudayaan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, terutama dalam bidang ilmu fikih dan ushul fikih.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Jika Trump Berkuasa Lebih Lama, RI-Israel Normalisasi

WASHINGTON -- Dua orang sumber pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Mauritania dan Indonesia adalah dua negara mayoritas Muslim yang hampir menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun target normalisasi gagal karena masa jabatan Trump sudah habis sebelum hal itu tercapai.

Pada Kamis (21/1), Times of Israel melaporkan, salah satu sumber mengatakan Mauritania hampir mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel. Pejabat pemerintah Trump itu yakin dalam beberapa pekan mereka bisa meraih kesepakatan dengan negara Afrika itu. Mauritania diharapkan mengikuti jejak Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Moroko untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Mauritania dan Indonesia masuk daftar teratas, tapi berubah-ubah berdasarkan berbagai situasi. Anda bisa masukkan semua negara ke dalam daftarnya, hingga ke titik di mana Iran akan bergabung dengan Perjanjian Abraham," kata salah satu pejabat Trump pada Times of Israel pekan ini.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Mengapa Allah SWT 'Mengambil' Seluruh Putra Rasulullah SAW?

JAKARTA— Putra-putri Rasulullah semuanya berjumlah tujuh orang, tiga laki-laki dan empat perempuan. Mereka adalah Al-Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kutsum, dan Fatimah. Semuanya adalah anak kandung Rasulullah SAW. 

Enam anak berasal dari istri beliau tercinta yakni Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha. Sementara satu lagi yakni Ibrahim berasal dari budak beliau hadiah dari Raja Mesir yaitu Mariyaah Al-Qibthiyah. 

Seluruh putra Rasulullah wafat saat masih kecil, sedangkan yang perempuan, semuanya sempat menikah bahkan Fatimah masih hidup setelah Rasulullah wafat. Semua putra-putra Rasulullah wafat saat masih sangat kecil, bahkan mereka wafat ketika berumur sekitar dua tahun, baik itu Al-Qasim, Abdullah, dan juga Ibrahim.

Baca berita selengkapnya di sini.

BONUS 6. Mensos Risma Antar 15 Gelandangan Bekerja di Waskita Karya

JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengantarkan 15 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang terdiri atas gelandangan dan pengemis untuk bekerja di PT Waskita Karya. Di perusahaan pelat merah ini, mereka akan diberikan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang mereka kuasai.

 

 

Mensos menekankan, pembinaan PPKS sampai penempatan mereka ke dunia kerja, tidak hanya dilakukan di balai milik Kemensos di Bekasi atau Jakarta, tetapi juga di balai-balai milik Kemensos seluruh Indonesia. Mensos yakin, dengan mendapat pekerjaan rutin di Waskita Karya, PPKS tersebut akan mendapatkan pemasukan maupun kehidupan yang lebih baik. 

"Saya bertanya pendapatan mereka, (kata mereka—red) Rp 30 ribu dan itu kadang untuk berdua. Kita bayangkan, bagaimana mereka bisa sewa rumah, mengontrak, apalagi membeli," kata Risma saat menyerahkan PPKS untuk mulai bekerja di PT Waskita Karya di Bekasi, Kamis (21/1).

Baca berita selengkapnya di sini.

 
Berita Terpopuler