Kamis 21 Jan 2021 15:37 WIB

Mensos Risma Antar 15 Gelandangan Bekerja di Waskita Karya

Mensos Risma antarakan 15 gelandangan dan pengemis bekerja di Waskita Karya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Sosial Tri Rismaharini
Foto: REPUBLIKA/darmawan
Menteri Sosial Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengantarkan 15 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang terdiri atas gelandangan dan pengemis untuk bekerja di PT Waskita Karya. Di perusahaan pelat merah ini, mereka akan diberikan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang mereka kuasai.

Mensos menekankan, pembinaan PPKS sampai penempatan mereka ke dunia kerja, tidak hanya dilakukan di balai milik Kemensos di Bekasi atau Jakarta, tetapi juga di balai-balai milik Kemensos seluruh Indonesia. Mensos yakin, dengan mendapat pekerjaan rutin di Waskita Karya, PPKS tersebut akan mendapatkan pemasukan maupun kehidupan yang lebih baik. 

Baca Juga

"Saya bertanya pendapatan mereka, (kata mereka—red) Rp 30 ribu dan itu kadang untuk berdua. Kita bayangkan, bagaimana mereka bisa sewa rumah, mengontrak, apalagi membeli," kata Risma saat menyerahkan PPKS untuk mulai bekerja di PT Waskita Karya di Bekasi, Kamis (21/1).

Didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat, Risma mengatakan, sebelum dapat mandiri, sementara para PPKS tersebut akan tinggal di balai milik Kementerian Sosial. Ia memastikan, balai milik Kemensos di seluruh Tanah Air akan bekerja memberikan pelatihan kepada PPKS, tidak hanya balai di Bekasi atau Jakarta.

Balai milik Kemensos seluruh Indonesia akan bermitra dengan Waskita Karya membuka kesempatan PPKS hasil binaan Kemensos bekerja di proyek-proyek mereka di seluruh Tanah Air.

"Nantinya juga akan ada pekerjaan untuk mereka di Waskita Karya di seluruh Indonesia, tidak hanya di sini," ujar Risma di lokasi proyek PT Waskita Karya Proyek di kawasan Tol Becakayu.

Sejauh ini, Kemensos masih menyiapkan 12 orang lagi yang siap bekerja. Risma berharap, mereka tidak tertarik ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Sebaiknya, mereka mereka bekerja di domisili mereka masing-masing. 

"Sehingga, beban ibu kota lebih ringan," ucap Risma.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement