Selubungmu Selubungku Kini Terhijab
Seumpama baqa selubungnya, tentulah fana sampirannya
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M.I. Sigit Pramono
Selubung
Selubungmu
selubungku
selubung kita riang ria
seumpama baqa selubungnya,
tentulah fana sampirannya
tersebut pula selubung halatuju:
tersebab kuasa dan kearifan-Mu,
pun berselubung ianya bermula
selubungmu, selubungku
kini terhijab,
dunia mahligainya: kuasa buana seisinya,
kehinaan mula berpunca
hingga datang sabda Nabi nan mulia
tentang sayap lalat,
dan batu nisan: Diraja Engkau Maha Diraja
secarik kafan selubung hamba
Jakarta-Depok, Agustus 2020
Jalan Keabadian: Azzam
ianya bermula atas cahaya
meretas jauh ke dalam rahim-rahim zaman
tak ragu, ia meliukkan hembusan hening
pun merapalkan syair-syair rindu,
merengkuh gelombang dan arsy-Mu
meneroka rapuhnya relung jiwa,
O, berlabuhlah sang kala:
bertawaf semesta, sekeping zarah
membuka pintu-pintu keabadian
dalam rumah Tuhan
Bojongsari, Desember 2020
TENTANG PENULIS: M.I. Sigit Pramono, lahir di Jakarta, 5 Agustus 1970. Masa kecilnya sempat dilewati di Kepulauan Riau, wilayah dimana Bahasa Indonesia berasal. Menyelesaikan pendidikan sarjana di FEUI. Pendidikan pasca sarjananya ditempuh di International Islamic University Malaysia (IIUM), Malaysia dan Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Kini bermukim di Depok, Jawa Barat, kesehariannya dilalui dengan menjadi akademisi dalam keilmuan ekonomi syariah dan menjadi pegiat pemberdayaan masyarakat dan peminat sastra Islami.