IOC Sebut Olimpiade Tokyo tak Harus Dihadiri Penonton

Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo dalam kapasitas tertentu akan dimungkinkan.

EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pekerja berdiri di atas tongkang membawa monumen cincin Olimpiade di tepi laut Taman Laut Odaiba, di Tokyo, Jepang, 01 Desember 2020. Monumen cincin Olimpiade telah dipasang kembali ke lokasi aslinya setelah pekerjaan pemeliharaan. Olimpiade Tokyo 2020 telah dijadwalkan ulang menjadi 23 Juli 2021, karena pandemi virus corona.
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dick Pound menilai, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo dalam kapasitas tertentu akan dimungkinkan. Meskipun pelaksanaannya tidak harus dihadiri penonton.

Baca Juga

"Pertanyaannya, apakah penonton harus ada atau apa akan lebih menyenangkan jika ada (penonton)? Akan menyenangkan memiliki penonton, tapi itu tidak harus ada," kata Pounddalam sebuah wawancara dengan Kyodo, yang dikutip Reuters, Kamis (21/1) WIB.

Setelah menunda olimpiade tahun lalu karena pandemi virus corona global, hari Sabtu pekan ini akan menandai penundaan selama enam bulan pada olimpiade yang dijadwalkan ulang pada 23 Juli.

 

Sementara itu, penyelenggara mengatakan akan membuat keputusan apakah penonton diizinkan masuk ke tempat-tempat pada akhir Februari atau Maret.

Meskipun lonjakan kasus virus corona yang menyebabkan sebagian besar warga Jepang saat ini berada dalam keadaan darurat, penyelenggara tetap bersikeras olimpiade dapat dilanjutkan.

Pound, anggota IOC yang paling vokal dan paling lama menjabat, menegaskan kembali harapannya bahwa penyelenggaraan olimpiade dalam kapasitas tertentu akan dimungkinkan.

"Tidak ada yang bisa menjamin (bahwa Olimpiade akan berjalan sesuai rencana). Tapi saya pikir ada peluang yang sangat, sangat bagus bahwa mereka bisa, dan mereka akan melakukannya," katanya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler