Al Azhar: Tuduhan Uskup Agung Ieronymos II Omong Kosong

Al-Azhar mengecam komentar tak bertanggung jawab Uskup Agung Yunani tentang Islam

egyptindependent
Universitas Al Azar, Kairo.
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, Sebuah badan Al-Azhar pada Selasa lalu (19/1) mengecam komentar negatif yang dibuat oleh Uskup Agung Athena dan Yunani Ieronymos II tentang Islam.

Dalam sebuah pernyataan Facebook, Pengamat Al-Azhar menanggapi pernyataan uskup agung tersebut yang mengatakan bahwa Islam adalah "bukan agama melainkan partai politik, dan pengikutnya adalah orang-orang yang berperang, berkembang, dan berpengaruh."

Tahu akan hal itu, seperti dilansir egypt independent, Al Azhar kemudian bersikap keras. Lembaga ini mengkritik pernyataan Ieronymos II sebagai "tidak bertanggung jawab".

Bahkan para pengamat Al Azhar pun ikut menambahkan bahwa omongan Uskup itu tidak ada artinya dan tidak layak untuk didiskusikan dengan benar.

Mereka juga menyatakan rasa penyesalan bahwa Uskup Agung  Ieronymos II telah bertindak dengan dasar rasa permusuhan terhadap Islam dan sejarah Muslim yang tinggi. Dia yang seharusnya menyerukan dialog dan hidup berdampingan, alih-alih malah bersikap memicu kebencian terhadap satu sama lain.

Keterangan foto:  Ieronymos II, Uskup Agung Athena dan Seluruh Yunani dan Gereja Ortodoks Yunani, berdiri di depan prasasti di gereja Agios Dionysios Areopagitis. Ribuan orang berbaris di jalan untuk prosesi Epitaphios Jumat Agung yang pada tahun 2016 berjalan melalui Athena dari gereja Agios Dionysios Areopagitis ke Syntagma Square. Prosesi tersebut dipimpin oleh Ieronymos II, Uskup Agung Athena dan Seluruh Yunani serta primata dari Gereja Ortodoks Yunani. (Foto oleh Michael Debets / Pacific Press / LightRocket via Getty Images)

 

Pengamat Al-Azhar menekankan bahwa Islam adalah pesan abadi dari Tuhan yang dikirim kepada Nabi Muhammad untuk membawa umat manusia keluar dari kegelapan.

Pernyataan itu menambahkan bahwa klaim bahwa Islam adalah partai politik adalah omong kosong. Ini sangat jelas terbukti dalam sejarah karena Islam mendahului pembentukan partai politik dan gagasan politik modern.

"Islam mengandung cara hidup yang membuatnya berlaku untuk setiap waktu dan tempat, dan bahwa hukum syariah dari agama terakhir ini telah meletakkan dasar utama yang terkait dengan politik, seperti konsultasi, keadilan, kesetaraan, dan kebebasan," bunyi pernyataan itu.

Tak hanya itu, pernyataan dari Alzhar pun menyatakan bila menuduh Muslim sebagai "orang yang berperang dan ekspansi" adalah kebohongan yang mengabaikan fakta sejarah Muslim penuh dengan pengampunan.

Mengapa demikian? Selanjutnya pernyataan Al Azhar menambahkan bahwa semua invasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dilakukan untuk membela diri atau untuk menghukum mereka yang mengkhianati perjanjian dan piagam.

 
Berita Terpopuler