Bio Farma Ungkap Daftar Potensi Vaksin yang Masuk

Setidaknya ada empat vaksin Covid-19 yang sedang dalam pembahasan.

Republika TV/Surya Dinata
Vaksin Covid-19.
Rep: Intan Pratiwi Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih terus memenuhi kebutuhan dosis vaksin bagi masyarakat. Selain vaksin Sinovac yang sudah lebih dulu datang, ada sekitar empat vaksin lain yang saat ini sedang dalam negosiasi.

Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Honesti Basyir menjelaskan,  sudah mengantongi komitmen dari pemasok vaksin asal Eropa, Covex sebesar 54 juta dosis. Namun, kata Honesti, jika Covex menyatakan ada kelebihan produksi maka pemerintah bisa mengantongi 54 juta dosis lagi.

"Artinya masih ada potensial 108 juta dosis dari mereka. Ini bisa mengakomodir 20 persen dari total populasi yang mendapatkan vaksin," ujar Honesti di Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1).

Selain Covex, Biofarma juga sedang membahas dengan AstraZeneca. Honesti mengatakan sudah mengantongi komitmen dari AstraZeneca sebesar 50 juta dosis. Namun, jika Covex sudah bisa memberikan 108 juta dosis maka opsi dari AstraZeneca ini tidak diambil oleh pemerintah.

"Selain itu dari Pfizer sebenarnya kita juga masih nego. Mereka rencana ada 50 juta dosis untuk kita. Pekan depan harapannya nego ini bisa selesai," ujar Honesti.

Sedangkan untuk jenis vaksin yang dikeluarkan Moderna dan Sinopharm, hari ini Biofarma belum sampai pada tahap negosiasi harga dan dosis. Sebab, masih menunggu dari keputusan AstraZeneca dan Covex mengenai dosis yang tersedia.

Secara total, kata Honesti ada sekitar 329 juta dosis vaksin yang saat ini masih dalam tahap negosiasi harga dan jumlah dosis. Namun, untuk potensial dosis yaitu merujuk tambahan potensial dosis dari Moderna dan Sinopharm akan ada sekitar 434 juta dosis vaksin.

"Tapi jika memang Covex bisa menyetujui 108 juta dosis maka total keseluruhannya kita punya 633 juta dosis. Sementara kebutuhan dosis vaksin untuk seluruh masyarakat indonesia ada 426 dosis. Kita berusaha ini semua bisa jalan sesuai arahan Pak Presiden program vaksinasi ini satu tahun selesai," ujar Honesti.


Baca Juga

 
Berita Terpopuler