'Pernyataan Komnas HAM Sudutkan Almarhum Enam Laskar FPI'

Konstruksi narasi yang dibangun Taufan Damanik sangat subjektif dan berat sebelah.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.
Rep: Ali Mansur Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Advokasi Korban Tragedi 7 Desember menyoroti pernyataan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik yang menyebut bahwa enam laskar Front Pembela Islam (FPI) tertawa saat peristiwa baku tembak dengan polisi. Pernyataan Taufan Damanik dianggap sangat subjektif dan tidak berimbang dan dinilai menyudutkan enam almarhum tersebut.

"Pernyataan dari Ahmad Taufan Damanik selaku ketua Komnas HAM yang justru menyudutkan enam korban pelanggaran HAM berat, semakin memperlihatkan sikap unethical conduct alias tidak beradab sebagai Ketua Komnas HAM," ujar Anggota Tim Advokasi Korban Tragedi 7 Desember, Hariadi Nasution, dalam keterangannya, Selasa (19/1).

Seharusnya, Komnas HAM menjadi lembaga terdepan dalam menjamin tegaknya HAM di Indonesia. Tentunya, dengan menjaga kredibilitas dan independensi. 

Sementara, konstruksi narasi yang dibangun oleh Taufan Damanik adalah sangat subjektif dan berat sebelah. Hal ini terlihat dari pernyataannya terkait kasus meninggalnya enam Laskar FPI.

Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat. (ANTARA/M Ibnu Chazar)
 
 

"Sehingga Komnas HAM dibawa oleh saudara Ahmad Taufan Damanik yang seharusnya menjadi National Human Rights Defenders berubah menjadi National Defenders for Human Rights Perpetrators," keluh Hariadi.

 

 

Oleh karena itu, pihaknya menyesalkan sikap Taufan Damanik tersebut, yaitu tindakan tertawa-tawa oleh korban yang dikonstruksikan secara negatif. Maka, dengan demikian, telah menjadi justifikasi untuk menghalalkan pembunuhan secara sistematis terhadap penduduk sipil. 

"Padahal, tragedi tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM berat," tegas dia. 

Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut, para anggota FPI yang mengawal HRS tertawa saat berhasil mengelabui polisi. Bahkan, disebutkan juga bahwa para laskar menikmati baku tembak dengan kepolisian. Hal itu berdasarkan rekaman suara percakapan yang didapatkan. 

Menurutnya, para laskar juga memiliki sebutan tersendiri untuk polisi. "Ada suara yang itu kelihatan menikmati pergulatan itu, ketawa-ketawa. Iya di dalam voice note itu mereka ketawa sudah bisa mengakali kirdun-kirdun atau apalah sebutannya," jelas Taufan Damanik. 

 
Berita Terpopuler