Firasat Perpisahan Hasan dengan Dunia Lewat Surat Al-Ikhlas

Hasan meninggal dunia karena efek racun yang masuk ke dalam tubuhnya.

Pixabay
Firasat Perpisahan Hasan dengan Dunia Lewat Surat Al-Ikhlas
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum meninggal dunia, cucu Rasulullah SAW, al-Hasan bermimpi melihat tulisan surat Al-Ikhlas. Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, beberapa tahun setelah 'amul jama'ah, al-Hasan bermimpi melihat tulisan ayat pertama dari surah Al-Ikhlash, Qul huwallahu ahad (Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa") di antara kedua matanya. 

Baca Juga

Al-Hasan sangat senang dengan mimpi itu. Mimpi ini pun kemudian terdengar oleh Sa'id bin al-Musayyib, lalu dia berkomentar: "Jika mimpi itu benar, berarti ajalnya sudah dekat". Dan benar saja, beberapa hari setelah mimpi itu, al-Hasan meninggal dunia (Al Bidayah wan Nihayah).

Sebagaimana sang kakek, al-Hasan meninggal dunia karena efek racun yang masuk ke dalam tubuhnya (melalui makanan). Ketika masih sehat walafiat, al-Hasan mewarisi banyak kemiripan dengan Rasulullah, bahkan menjelang ajalnya, kondisinya pun mirip dengan kondisi beliau dahulu. 

Menurut sejumlah riwayat, orang yang meracuni al-Hasan adalah istrinya sendiri, Ja'dah binti al-Asy’ats. Ada pula yang menyebutkan Mu'awiyah yang memerintahkan Ja'dah untuk melakukan makar ini.

Akan tetapi, kebenaran riwayat tersebut tidak pernah terbukti. Lantas, siapakah yang menyebarkan riwayat-riwayat seperti itu? 

Yang pasti, perbuatan keji itu dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Perlu diketahui pada saat itu banyak sekali yang tidak suka melihat umat Islam bersatu. Apalagi setelah al-Hasan berhasil mewujudkan 'amul jama'ah hingga kaum muslimim bersatu di bawah seorang khalifah, maka kedengkian mereka mencapai titik didih. 

 

Mereka sangat yakin keberadaan al- Hasan mempakan jaminan bagi terciptanya keamanan di kalangan umat Islam, karena dialah pemimpin pembawa perdamaian di tengah mereka. Oleh karena itu, untuk kembali menimbulkan kekacauan dan gejolak politik, sosok al-Hasan harus dilenyapkan dan dibunuh, tidak peduli dia cucu siapa. 

Masih menurut para pakar sejarah dan peneliti, ada dua kelompok yang pantas dituduh bertanggung jawab atas kematian al-Hasan akibat racun di tubuhnya. Kelompok pertama adalah kelompok Sabaiyah, yaitu para pengikut Abdullah bin Saba.

Sebab, mereka mendapatkan tamparan keras dari al-Hasan ketika dirinya melepaskan jabatan khalifah dan menyerahkannya kepada Mu'awiyah. Seiring itu pula, berhentilah pertikaian di kalangan umat Islam dan perdamaian pun tercipta. 

Kelompok kedua adalah Khawarij yang telah membunuh Ali bin Abu Thalib. Motif mereka meracuni al-Hasan adalah melanjutkan balas dendam atas darah sebagian mereka yang tewas dalam Perang Nahrawan maupun peperangan lainnya. 

Tidaklah mustahil salah satu dari dua kelompok tersebut yang telah meracuni al-Hasan, mengingat kebencian mereka terhadap Ahlul Bait. Apabila diamati lebih dalam, kebencian kaum Sabaiyah terhadap al-Hasan lebih besar dibandingkan kebencian kaum Khawarij.

 

Karena, 'amul jama'ah yang digagas al-Hasan telah menghapus semua impian mereka. Bagi mereka, al-Hasan merupakan aktor utama yang telah menghancurkan rencana busuk mereka dengan bersedia melakukan perundingan dengan Mu'awiyah, mengalah, bahkan melepaskan jabatan khalifah demi terciptanya perdamaian. Kelompok Sabaiyah ingin melanjutkan langkah yang sudah mereka mulai sebelumnya, yaitu menyulut api perpecahan dan mengobarkan perang saudara antar sesama muslimin. 

 
Berita Terpopuler