Mengapa Malaysia Tertinggal dengan Indonesia Soal Vaksin?

Malaysia mengucapkan selamat ke Singapura dan Indonesia yang telah divaksin.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke tenaga kesehatan di Laboratorium Klinik Bio Fit Health Centre, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jumat (15/1). Sebanyak 1,48 juta tenaga kesehatan akan divaksin secara bertahap hingga Februari 2021 sebagai salah satu upaya untuk menekan jumlah tenaga kesehatan yang sakit bahkan meninggal saat bertugas menanggulangi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR  -- Menteri Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin menegaskan, Malaysia masih sesuai jadwal untuk menerima pasokan vaksin Covid-19 pada Februari 2021. Ia pun mengklarifikasi pertanyaan mengapa Malaysia lebih lama dibanding Indonesia soal kedatangan vaksin.

"Banyak yang mempersoalkan tentang terlambatnya Malaysia dalam memperoleh vaksin, terutama apabila melihat negara-negara tetangga telah mulai menerima vaksin Covid-19," ujar Khairy di Kuala Lumpur, Jumat (15/1).

Ia pun mengucapkan selamat kepada negara tetangga, yaitu Indonesia dan Singapura, yang telah memulai proses vaksinasi kepada rakyat mereka."Tetapi, saya juga ingin menjelaskan beberapa perkara, terutama kepada mereka yang mencoba membandingkan Malaysia dengan dua negara tetangga ini," katanya.

Singapura, ujar dia, memberikan uang muka yang besar kepada calon-calon pemberi vaksin. Negara tersebut, kata ia, telah menyediakan peruntukan sebanyak 1 miliar dolar Singapura untuk menyediakan vaksin kepada rakyat mereka.

Malaysia menyediakan peruntukan yang hampir sama, tetapi untuk populasi lima kali lebih besar. "Dengan kata lain, Singapura telah mengesahkan perjanjian pembelian awal vaksin Covid-19 pada harga premium sebelum data ujian klinis dikeluarkan," katanya.

Sementara Indonesia, negara pertama yang meluluskan penggunaan vaksin Sinovac, jelas dia, telah menerima vaksin tersebut lebih awal karena mereka menjadi lokasi uji klinis fase ketiga bagi vaksin tersebut. "Ini bermakna, proses pendaftaran dan kelulusan vaksin tersebut menjadi lebih pantas," katanya.

Baca Juga

Jadi, tidak heran Sinovac akan mengutamakan negara-negara yang menjalankan ujian klinis bagi vaksin keluaran mereka. "Kenapa Malaysia tidak menjadi lokasi uji klinis bagi vaksin Sinovac? Ujian klinis vaksin Sinovac mulai pada tahun lalu dan saat Malaysia menawarkan kepada pihak Sinovac untuk menjadi lokasi ujian klinis, jumlah kasus positif dan kadar penularan di Malaysia adalah sangat rendah," katanya.

Ketua Komite Khusus Jaminan Akses Pasokan Vaksin Covid-19 (JKJAV) tersebut mengatakan, Malaysia telah berunding dengan Pfizer pada November 2020. "Apabila diterima kelak, Malaysia sebenarnya masih menjadi antara negara terawal di Asia Pasifik yang mendapat akses kepada vaksin Covid-19," katanya.

 
Berita Terpopuler