Diabetesi Perlu Perlindungan Lebih dari Virus yang Bermutasi

Inggris didesak masukkan diabetesi ke daftar orang yang perlu dilindungi dari Covid.

Needpix
Pengetesan kadar gula darah. Dari penelitian awal pandemi, ditemukan hampir satu dari tiga orang yang meninggal akibat SARS-CoV-2 di rumah sakit yang mengidap diabetes.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus mutasi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) yang kian meningkat membuat pakar kesehatan di Inggris mendesak agar daftar orang yang perlu dilindungi dari Covid-19 harus diperluas dengan memasukkan diabetesi. Orang yang menderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki risiko yang tinggi jika mereka terinfeksi virus penyebab Covid-19 itu.

Dari penelitian awal pandemi, ditemukan hampir satu dari tiga orang yang meninggal akibat SARS-CoV-2 di rumah sakit yang mengidap diabetes. Badan amal Diabetes UK dan organisasi nirlaba JDRF mengatakan, diabetesi yang harus bekerja di luar rumah berada dalam bahaya.

Risiko terbesar
Menempatkan diabetesi dalam kategori orang yang harus dilindungi dari Covid-19 akan membuat mereka mendapatkan akses perlindungan finansial tambahan, khususnya terkait cuti dan tetap digaji meski tak masuk karena sakit. Badan amal tersebut hari ini telah menulis kepada empat Kepala petugas medis Inggris untuk mengklasifikasikan kasus diabetes berisiko tertinggi sebagai sangat rentan secara klinis (CES).

Namun, itu tidak berarti empat juta diabetesi di Inggris seluruhnya harus mendapat fasilitas perlindungan. Hanya mereka yang paling berisiko saja yang perlu masuk kategori itu.

Baca Juga

Mereka yang berisiko terdiri dari orang yang berusia 50 tahun atau lebih, memiliki HbA1c 75mmol / mol (sembilan persen) atau lebih, dan yang pernah menjalani pengobatan untuk komplikasi terkait diabetes.

Kepala Eksekutif di Diabetes Inggris, Chris Askew OBE dan Kepala Eksekutif di JDRF, Karen Addington mengatakan, dengan meningkatnya penularan virus baru corona, sudah waktunya bagi mereka yang mengidap diabetes, terlebih yang sangat berisiko, harus segera diberikan perlindungan.

“Kami sangat khawatir. Kami tidak dapat membiarkan penderita diabetes dengan risiko terbesar dipaksa masuk ke dalam bahaya demi melindungi pendapatan mereka. Pemerintah bersama dengan kepala petugas medis Inggris harus mendengarkan keprihatinan kami dan segera bertindak,” kata mereka.

Tinggal di rumah
Dilansir The Sun, Jumat (15/1), sekitar dua juta orang diperintahkan tetap tinggal di rumah selama Inggris menerapkan karantina wilayah pada awal Januari. Ini berlaku untuk semua orang di Inggris yang telah diidentifikasi sebagai sangat rentan secara klinis (CES).

Mereka yang termasuk dalam kelompok itu telah menerima surat dari lembaga kesehatan masyarakat (NHS) dan dokter umum yang menyarankan untuk tetap di rumah, kecuali untuk menghadiri janji medis. Mereka juga akan mendapatkan akses prioritas vaksin corona.

Sebelumnya, Pemerintah Inggris menargetkan semua orang dalam kelompok ini divaksinasi pada pertengahan Februari. Meski begitu, diabetesi digolongkan sebagai “rentan secara klinis”, bukan “sangat rentan secara klinis” seperti penderita kanker atau penyakit jantung.

Selama pandemi, para ilmuwan memperdebatkan apakah diabetesi membutuhkan perlindungan lebih. Angka resmi menunjukkan orang dengan diabetes tipe 1 autoimun, 3,5 kali lebih mungkin meninggal jika mereka tertular Covid-19 daripada non-diabetes. Sementara pengidap diabetes tipe 2 yang umumnya dikaitkan dengan kelebihan berat badan, memiliki potensi meninggal dua kali lebih besar.

 
Berita Terpopuler