Petani Diimbau Terapkan Metode Pemupukan Berimbang

Formula yang direkomendasikan 500 kg petrogenik, 300 kg NPK dan 200 kg urea per ha.

Antara/Saiful Bahri
Petani memberikan pupuk tanaman padi, di Desa Dasok, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (9/1). Petrokimia Gresik mengimbau petani untuk menerapkan pemupukan berimbang.
Rep: Dadang Kurnia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Petrokimia Gresik mengimbau petani untuk menerapkan pemupukan berimbang. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan, selain bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian, pemupukan berimbang juga akan mengefisienkan penggunaan pupuk bersubsidi.

Pemupukan berimbang yang direkomendasi Petrokimia Gresik untuk tanaman padi adalah menggunakan formula 5:3:2. Rinciannya 500 kilogram Petroganik, 300 kilogram NPK Phonska, dan 200 kilogram Urea untuk 1 (satu) hektare lahan sawah.

"Menurut data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah," kata Dwi melalui siaran tertulisnya, Kamis (14/1).

Dwi mengatakan, rekomendasi ini adalah upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan, meningkatkan produktivitas tanaman, sekaligus memperbaiki kondisi tanah. Dimana dalam rekomendasi pemupukan berimbang, digunakan juga pupuk organik Petroganik.

Dwi mengungkapkan, berdasarkan sejumlah penelitian dan kondisi di lapangan, masih banyak petani menggunakan pupuk Urea secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi. Yaitu lebih dari 400 kilogram per hektar sawah. Karena rerata petani menganggap semakin banyak penggunaan pupuk Urea, tanaman akan semakin bagus.

 

Padahal, kata dia, pemupukan Urea terlalu banyak akan menjadikan tanaman sukulen sehingga lebih mudah terserang hama maupun penyakit. Kemudian merusak kesuburan tanah, karena Urea terlalu banyak akan mengakibatkan tanah menjadi masam, yang mengakibatkan penyerapan unsur hara tertentu menjadi terhambat.

Petrokimia Gresik diakuinya telah bertahun-tahun menguji coba efektivitas pemupukan berimbang tersebut di berbagai daerah. Hasilnya, terdapat peningkatan produktivitas sebesar 1-2 ton gabah kering panen per hektare sawah. 

 

"Kami berharap rekomendasi pemupukan dari Petrokimia Gresik ini diadobsi oleh petani yang ada di seluruh Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan membangun sustainable agriculture," kata Dwi Satriyo.

 
Berita Terpopuler