Film Sobat Ambyar Teruskan Semangat Didi Kempot

Niat menggagas film 'Sobat Ambyar' bukan didasari oleh tren belaka.

Dok Netflix
Film Sobat Ambyar siap tayang di Netflix mulai 14 Januari 2021.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat untuk menggagas film Sobat Ambyar bukan didasari oleh tren belaka. Ada persiapan panjang yang dilakukan sejak pematangan konsep, bahkan sebelum proses penggarapan skenario untuk film yang melibatkan Didi Kempot itu.

Salah satu sutradara film, Bagus Bramanti, mengatakan gagasan awal film terbersit pada 2019, ketika hype sobat ambyar (sebutan penggemar Didi Kempot) muncul di media sosial. Itu memicu nostalgia Bagus yang sejak remaja menyenangi lagu Didi.

Dia mendapati fenomena menarik, bahwa anak muda zaman sekarang menggemari karya sang maestro campursari. Bagus pun terpikir untuk mentransfer fenomena itu dalam wujud film, lalu menghubungi Charles Gozali.

Bagus dan Charles sepakat menyutradarai film bersama. Pada konferensi pers virtual Youtube Live, Selasa (12/1), Bagus juga menginformasikan timnya melakukan FGD yang melibatkan 32 orang penggemar lagu-lagu Didi Kempot.

Partisipan terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun. Tim menggali apa saja yang mereka rasakan dari lagu-lagu Didi. Semua cerita tersebut dirangkum menjadi tulang punggung skenario yang ditulis Bagus bersama Gea Rexy.

"Kami mendefinisikan film akan jadi seperti apa. Betul-betul film ini menghormati keberadaan Mas Didi dan sobat ambyar, sejak awal menangkap apa spirit mereka. Semua prosesnya dominan dilakukan di Solo, juga proses syutingnya," kata Bagus.

Baca Juga

Pada debut penyutradaraannya itu, Bagus berusaha mencari para pemeran yang 'melayani' skenario. Dari hasil casting, didapatkan deretan pemeran Bhisma Mulia, Denira Wiraguna, Asri Welas, Sisca JKT 48, Mo Sidik, Erick Estrada, dan lainnya.

Menurut Bagus, daya tarik dari film yakni aspek kejujuran dan apa adanya. Sobat Ambyar adalah film 'kebanyakan orang', bukan sinema drama komedi dengan 'kosmetik', atau melebih-lebihkan tokoh menjadi heroik.

Selain kondisi realistis itu, film juga meneruskan pesan Didi untuk berani jadi diri sendiri, serta berbangga pada lokalitas yang menempel pada identitas. Sinema pun akan membawa nostalgia Jawa di masa lalu dan di hari ini.

"Mendengar nama Didi Kempot, tidak bisa parsial. Karakternya melingkupi banyak hal, seperti semesta tersendiri. Film ini hanya serpih kecil dari semesta itu yang kami hadirkan secara sinematik untuk meneruskan spirit yang beliau tinggalkan," ucap Bagus.

 
Berita Terpopuler