Syarat Agar Kedelai Lokal Bisa Dipakai Produksi Tahu Tempe

Perajin tahu lebih mengutamakan kedelai lokal, sementara untuk tempe kedelai impor.

ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
Perajin tahu menyaring sari kedelai yang sudah digiling di sentra produksi Konperasi Tahu Tempe di Pejaten, Serang, Banten, Selasa (5/1/2021).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) menuturkan, kualitas kedelai lokal tak kalah dari produk impor dalam proses pembuatan tempe dan tahu. Namun, Gakoptindo meminta ada peningkatan kedelai lokal baik dari kualitas maupun kuantitas.

Baca Juga

Ketua Gakoptindo, Aip Syarifuddin mengatakan, berdasarkan pengalamannya membuat tempe dan tahu jauh lebih baik menggunakan kedelai lokal. Proses pengolahan lebih mudah karena lebih segar serta lebih baik dari segi rasa.

"Lalu berdasarkan hasil uji laboratorium Sucofindo, nilai gizinya jauh lebih bagus dari kedelai impor," kata Aip kepada Republika.co.id, Selasa (12/1).

Hanya saja, kata dia, bagi sebagian pengrajin, kedelai lokal diutamakan untuk membuat tahu. Sementara dalam memproduksi tempe lebih condong kepada stok kedelai impor.

Alasannya, salah satunya soal ukuran bulir serta standar warna kedelai. "Kedelai lokal pengelolaannya belum profesional termasuk dalam pascapanen," kata Aip.

 

 

 

Oleh karena itu, Aip menilai kedelai lokal sangat potensial untuk menggantikan kedelai impor. Asalkan pengelolaan dari proses tanam hingga pascapanen dibenahi.

Selain itu, setidaknya ada tiga syarat agar para pengrajin tempe dan tahu bisa beralih sepenuhnya kepada kedelai lokal. Hal pertama yang terpenting mengenai pasokan yang terus menerus tersedia secara berkelanjutan. Kedua, yakni soal kualitas kedelai dari segi rasa maupun tampilannya.

Adapun yang ketiga, harga yang harus mampu bersaing dengan kedelai impor. Sebagai gambaran, harga normal kedelai impor berkisar Rp 6.000 - Rp 7.000 per kg. 

"Kalau harga bisa segitu, akan bisa bersaing dengan kedelai impor. Tapi untuk saat ini, kalau ada kedelai lokal seharga Rp 8.000 per kg itu pun bisa karena harga impor sedang naik sampai Rp 9.000 per kg," kata Aip. 

 
Berita Terpopuler