Dengan Fuji Film PACS Synapse, RS PON Semakin Terdepan 

Pemeriksaan di instalasi radiologi khusus penyakit stroke kini maksimal 20 menit.

Istimewa
RS PON memilih menggunakan teknologi digital dari awal berdirinya.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) pasti sudah tidak asing lagi bagi masyakarat Indonesia. RS ini dikenal sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang sangat dipercaya menangani pasien stroke di Indonesia.

RS PON atau yang bernama lengkap Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan rumah sakit tipe A atau rumah sakit pusat dan rujukan tertinggi dengan spesialisasi neurologi, saraf otak dan termasuk stroke, tulang belakang serta saraf tepi. 

RS PON memilih menggunakan teknologi digital dari awal berdirinya. - (Istimewa).
 

Rumah sakit yang berlokasi di kawasan Cawang, Jakarta Timur ini diresmikan pada tanggal 1 Februari 2013 oleh Menteri Kesehatan saat itu, Ibu Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dan pada tanggal 14 juli 2014 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyhono. 

Sebagai rumah sakit yang banyak menangani pasien stroke, kata Kepala Instalasi Radiologi di RS PON dr Melita SpRad, RS PON ditantang untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Mengapa? Sebab, untuk menangani pasien yang baru terserang stroke, dokter dan tenaga kesehatan lainnya hanya memiliki sedikit waktu yang sering disebut golden time untuk membantu pasien tersebut terhindar dari risiko cacat maupun kematian.  

"Untuk memberikan pelayanan prima tersebut, RS PON memilih menggunakan teknologi digital dari awal berdiri seperti alat digital radiography dan kemudian di tahun 2014, RS PON memiliki alat CT Scan (Computed Tomography scan) dengan PACS (Picture Archiving and Communication System) Basic," ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (11/1). 

 

Selama ini, menurutnya, hasil gambar dari alat hanya dapat dilihat di instalasi radiologi di rumah sakit. Sedangkan apabila dokter maupun petugas kesehatan berada di luar rumah sakit, radiografer akan mengirimkan hasilnya melalui email dengan terlebih dulu melakukan konversi gambar ke format jpeg

Terdapat alur yag cukup panjang untuk mengetahui hasil CT Scan seseorang seperti setelah dibaca oleh dokter radiolog maka radiografer perlu menyalin hasilnya ke menjadi rekam medis elektronik dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. 

Padahal, sesuai standar yang ditetapkan, rumah sakit hanya memiliki waktu maksimal satu jam untuk melakukan layanan tersebut. Sehingga, jika pasien yang mengalami stroke datang untuk pemeriksaan CT Scan, maka pasien tersebut seharusnya dapat melihat hasilnya dalam waktu maksimal 20 menit.

Pelayanan yang responsif inilah yang menjadi sasaran mutu di instalasi radiologi di RS PON. Seperti kutipan yang dikemukan neurologis dunia, Camilo Gomez M.D, “Time is Brain” sebagai peraturan fundamental dalam merawat pasien stroke dimana semakin lama perawatan dan terapi dijalankan maka semakin kecil kemungkinan berhasil. 

Di awal tahun 2020, RS PON memiliki kabar yang sangat baik karena RS PON kini sudah dapat menggunakan Fuji Film PACS Synapse. PACS (Picture Archiving & Communication System) Synapse merupakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dari FUJIFILM yang  sedang tren dalam bidang radiologi dan berfungsi sebagai penyimpanan image pasien (archiving), viewer image pasien, 3D Post Processing Image, dan teleradiologi untuk menunjang klinik radiologi dalam melakuan diagnosis dengan alur kerja yang efektif, efisien dan tidak repetitif. 

 

PACS menjadikan pekerjaan manual yang repetitif menjadi digital serta memberikan kemudahan akses melalui mobile device dan dapat diakses para dokter dan tenaga kesehatan dimanapun termasuk ketika  pasien ingin melakukan second opinion. Hasilnya pemeriksaan di instalasi radiologi khusus penyakit stroke kini berhasil maksimal 20 menit. 

Selain itu, RS PON dalam beberapa bulan ini sudah mencoba Fuji Film AI Chest yang dapat membantu dokter radiolog dalam menegakkan diagnosis karena dapat menunjukkan kelainan yang ada di tubuh pasien.  

Melita mengatakan, dengan adanya AI, dokter-dokter di Indonesia, seperti memiliki tambahan rekan kerja baru yang dapat membantu dan mendukung rumah sakit. Terutama dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada para pasien karena dari pengalamannya ketika harus berjibaku dalam waktu cukup lama dalam mendiagnosis dan merawat pasien akibat tidak adanya alat yang dapat mempersingkat proses kerja membantu menegakan diagnosis pasien stroke kala itu. 

"Inovasi dalam Synapse (PACS) mendukung dokter dan tenaga kesehatan meningkatkan efektivitas dan produktivitas alur kerja sehingga pasien dapat segera ditangani dengan waktu tunggu minimum serta improvement dan akurasi dalam mendiagnosis," ujarnya.

Akurasi tersebut, kata dia, menjadi faktor yang penting untuk membantu meningkatkan persentase kesembuhan pasien. Menurutnya, PACS Synapse merupakan salah satu inovasi teknologi AI Fuji Film dalam bidang perawatan kesehatan berbasis teknologi informasi (IT Healthcare). 

 

Dalam bidang perawatan kesehatan terutama IT Healthcare, PT Fuji Film Indonesia menghadirkan berbagai teknologi berbasis AI untuk mendukung proses digitalisasi rumah sakit di Indonesia sehingga dapat memberikan pelayanan yang semakin efektif dan efisien serta akurasi diagnosis.

 
Berita Terpopuler