Kapal Baruna Jaya Bantu Cari Kotak Hitam Sriwijaya Air

Kapal Baruna Jaya yang memiliki kemampuan membaca sensor VDR dan FDR.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kapal Baruna Jaya Bantu Cari Kotak Hitam Sriwijaya Air. Helikopter EC 725 Caracal TNI AU terbang di atas KRI I Gusti Ngurah Rai-332 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Operasi pertolongan dan pencarian kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ketiga difokuskan pada pencarian di bawah permukaan laut, baik untuk jenazah penumpang, serpihan potongan bagian pesawat terbang, maupun kotak hitam.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menegaskan pencarian kotak hitam atau pesawat Sriwijaya Air akan dibantu Kapal Baruna Jaya yang memiliki kemampuan membaca sensor voice data recorder (VDR) dan flight data recorder (FDR).

Baca Juga

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Thahjono di Tangerang, Senin mengatakan sinyal kotak hitam telah ditemukan dan tim penyelam masih melakukan pencarian.

Pencarian oleh penyelam sudah dilakukan kemarin sore dan kemudian dihentikan karena kondisi cuaca. Lalu, pada malam hari pukul 20.00 WIB diturunkan tim dengan perahu karet untuk membuat triangle guna memetakan sinyal kotak hitam.

"Pencarian hari ini masih dilakukan dan besok akan kita optimalkan lagi dengan bantuan Kapal Baruna Jaya untuk memastikan lokasi dari titik sinyal yang kini telah ditemukan," katanya dalam keterangan pers di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (11/1).

 

Dia mengatakan pencarian kotak hitam oleh tim gabungan akan terus dimaksimalkan. Sebab, kotak hitam tersebut memiliki data penting untuk proses mengetahui dari penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

Berbagai upaya akan dilakukan dan mengerahkan kemampuan yang ada dalam menemukan kotak hitam tersebut. Oleh karena itu, kerja sama dalam proses pencarian kotak hitam ini akan terus ditingkatkan.

"Kami targetkan secepatnya ditemukan" katanya.

 

Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya) Bagus Puruhito temuan titik sinyal kotak hitam ini menjadi bagian dari proses evakuasi yang dilakukan oleh tim gabungan. "Penyelam yang juga melakukan pencarian serpihan pesawat dan tubuh penumpang, dibagi juga mencari kotak hitam yang sinyalnya sudah diketahui," ujarnya.

 
Berita Terpopuler