Cerita Asrizal Nur, Batal Naik Sriwijaya Gara-gara Tes Covid

Dia merupakan calon penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 namun batal berangkat.

istimewa
Penyair Asrizal Nur (tengah) bersama kedua anak gadisnya yang gagal berangkat menggunakan pesawat Sriwijya Air SJ182
Rep: Rusdy Nurdiansyah Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Penyair Asrizal Nur, merupakan calon penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang batal berangkat. Batalnya keberangkatan Asrizal menggunakan pesawat yang mengalami kecelakaan jatuh di perairan Kepulauan Seribu itu menjadi satu kesyukuran tersendiri buat mereka sekeluarga. 

Baca Juga

Di balik kisah pilu mendengar kecelakaan peswat itu, terselip rasa syukur pada diri Asrizal Nur. Dia merupakan calon penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182. Asrizal bersama istri dan kedua anak gadisnya berencana ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), namun batal terbang karena gagal memenuhi syarat wajib tes Covid-19. 

Kisah sujud syukurnya ditulis Asrizal yang berdomisili di Kota Depok di laman Facebook miliknya, Ahad (10/1). "Alhamdulilah Allah SWT menolong kami sekeluarga, kalau tidak, tentu kita tidak bertemu lagi," ujar Asrizal saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (10/1).

Pada Jumat (7/1), Asrizal berniat sekeluarga pergi ke Pontianak, berencana mau bertemu anak lelakinya, Jalaluddin Fauzhi Nur yang sedang berkuliah di IAIN Pontianak. Selain itu, juga akan menghadiri undangan dari para guru se-Pontianak sebagai nara sumber penulisan dan pembacaan puisi.

"Tiket pesawat Lion Air menuju Pontianak sudah dibeli, kami berempat, istri, saya dan dua anak gadis saya menjalani rapid tes antigen di klinik sebagai syarat yang diwajibkan untuk berpergian di masa pandemi Covid-19. Harga perorangannya sebesar Rp 250 ribu yang hampir sama dengan harga tiket pesawat sekali pergi. Hasilnya, keluar surat negatif dan kami langsung menuju Bandara Soekarno-Hatta," jelasnya.

 

Bagi Asrizal, biaya tes Covid-19 cukup memberatkan, namun ada rasa bahagia akan bertemu anak dan keluarga di Pontianak. Sesampai di Bandara Soekarno-Hatta disaat masuk diperiksa, ternyata hasil rapid tes antigen yang dibawa tidak lengkap dan diminta petugas bandara untuk jalani Swab PCR.

"Sempat lama kami berdebat dengan petugas bandara dan kami disuruh menghubungi maskapai penerbangan Lion Air jika diperbolehkan maskapai maka surat akan distempel. Hampir satu jam kami mengurus di maskapai, tapi tetap tak dizinkan masuk pesawat, kami harus mengikuti Swab PCR. Karena kami membeli tiket melalui Traveloka maka mereka suruh kami urus ke Traveloka," tuturnya.

Asrizal menceritakan, pihak Traveloka tak dapat memberi jawaban kecuali mengatakan tiket keberangkatan hangus. Pesawat pun sudah terbang. "Kami gagal berangkat ke Pontianak. Lalu, kami mencoba mencari informasi untuk mengikuti Swab PCR di bandara. Ternyata harganya mahal sekali, bila hasilnya 24 jam maka biayanya Rp 1,2 juta per orang dan 2x24 jam sebesar Rp 800 ribu per orang," ungkap Asrizal.

Asrizal bersama keluarga berunding dan memilih ikuti Swab PCR seharga Rp 800 ribu per orang, sekaligus menyesuaikan jadwal penerbangan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1), pukul 13.00 WIB.

"Saya dan istri sudah kehilangan semangat, tetapi kedua anak gadis saya masih bersemangat pergi ke Pontianak. Setelah berpikir sejenak, lalu saya memutuskan batal ke Pontianak dan kembali pulang ke rumah," terang penyair serumpun melayu ini.

Asrizal membatalkan ke Pontianak dengan pertimbangan, biaya yang akan dikeluarkan terlalu mahal, yakni membeli empat tiket dan biaya empat Swab PCR serta biaya penginapan hotel di Bandara Soekarno-Hatta. "Biaya yang dikeluarkan untuk Swab PCR terlalu mahal dan hasilnya belum tentu sesuai yang diharapkan, rugi uang dan rugi waktu. Jadi, saya putuskan batal berangkat ke Pontianak. Mungkin ada hikmah dari kejadian ini semua. Akhirnya setelah terdampar empat jam di bandara dan tidak jadi menginap di Bandara, kami pun pulang ke rumah dengan rasa kecewa," tuturnya.

Sabtu (9/1) pukul 14.40, pesawat Sriwijaya SJ182 yang rencananya akan ditumpangi Asrizal dan keluarga mengalami musibah. Dilaporkan, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh dan meledak di kawasan Kepulauan Seribu hanya beberapa saat take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.

"Sujud syukur kepadaMu ya Allah yang telah menyelamatkan kami. Dan, duka yang dalam, atas musibah yang dialami Sriwijawa Air SJ182. Semoga arwah korban diterima di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," ujar Asrizal.

 

 
Berita Terpopuler