Muslim Canterbury Patungan Hadiah untuk Petugas Covid-19

Petugas medis terheran-heran, namun kagum dan senang mendapat hadiah.

Canterbury Mosque
Muslim Canterbury Patungan Hadiah untuk Petugas Covid-19. Komunitas Muslim Canterbury di Inggris mendonasikan hadiah kepada pekerja garda depan dalam menanggulangi virus corona jenis baru 2019 (Covid-19).
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CANTERBURY -- Komunitas Muslim Canterbury di Inggris mendonasikan hadiah kepada pekerja garda depan dalam menanggulangi virus corona jenis baru 2019 (Covid-19). Aksi mengumpulkan donasi dalam rangka patungan hadiah itu dilakukan di saat infeksi virus Covid-19 meningkat di gelombang kedua.

Baca Juga

Dilansir di Kent Online, Jumat (8/1), komunitas Muslim telah berkumpul bersama untuk menyumbangkan paket dengan ramah kepada pekerja garda terdepan di seluruh wilayah sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.

Anggota Pusat Kebudayaan Muslim Canterbury mengirimkan hadiah kepada mereka yang berada dalam keadaan darurat, medis, dan layanan penting. Mereka menyumbangkan barang-barang tersebut ke Rumah Sakit Kent dan Canterbury dan William Harvey serta kantor polisi Canterbury, pemadam kebakaran, kantor pos utama, dan stasiun ambulans Thanet.

Pusat panggilan 111 di Ashford juga menerima satu dari 12 paket yang dikirimkan ke staf. Ketua dan petugas perawatan intensif Masjid Canterbury, Mohamed Ali menceritakan ketika hadiah dikirimkan banyak petugas yang terheran-heran, namun kagum.

“Orang-orang sangat senang,” katanya.

Dia menjelaskan semua pekerja di garda depan penanggulangan Covid-19 telah melakukan pekerjaan dengan baik dan beberapa dari mereka tidak diakui selama gelombang pertama. "Kami memutuskan melakukan sebanyak yang kami bisa, meskipun komunitas kami merupakan minoritas di negara ini,” kata dia.

 

Komunitas Muslim mengatur bingkisan berisi cokelat, permen, dan surat ucapan terima kasih kepada pekerja garis depan. Dan sebagai dokter perawatan intensif, Ali tahu persis tekanan seperti apa yang dialami pekerja di garis depan saat tingkat infeksi meningkat.

“Selama gelombang pertama, ada banyak apresiasi kepada pekerja garis depan. Ada tepuk tangan dan hadiah,” tambahnya.

Namun demikian, dia menilai berbeda halnya dengan yang terjadi di gelombang kedua. Menurutnya, orang mungkin akan menerima begitu saja dan ini sebenarnya jauh lebih sulit daripada gelombang pertama sehingga mereka membutuhkan semua penghargaan ini untuk dilanjutkan.

“Ada lebih banyak tekanan saat ini. Kami lebih siap dan terlatih daripada selama gelombang pertama. Tapi tekanan dari gelombang kedua tumbuh lebih cepat dari gelombang pertama,” ungkapnya.

Momentum ini bukan pertama kalinya Masjid Canterbury merawat orang-orang di tengah pandemi. Selama gelombang pertama tahun lalu misalnya, komunitas Muslim ini memberikan 30 paket panti jompo dan menyumbangkan uang tunai untuk badan amal setempat.

 

Anggota Masjid Canterbury, Ossie Altun, yang juga mengelola kedai ikan di seluruh wilayah, menyumbangkan 2.000 makanan kepada para pekerja kunci awal tahun lalu.

 
Berita Terpopuler