NASA akan Luncurkan Teleskop untuk Pelajari Ledakan Big Bang

Teleskop SPHEREx akan mengajak ilmuwan kembali ke masa-masa awal alam semesta.

www.kaheel7.com
Alam semesta (ilustrasi).
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) ingin mengintip kembali ke masa awal alam semesta. Para ilmuwan NASA seharusnya bisa melakukan itu dengan teleskop luar angkasa baru.

Teleskop baru bernama SPHEREx akan diluncurkan pada 2024 atau 2025. Menurut pernyataan dari NASA, nantinya, teleskop itu akan memetakan seluruh langit untuk mempelajari ekspansi cepat alam semesta setelah Big Bang, komposisi sistem planet muda, dan sejarah galaksi.

Baca Juga

“Ini akan memberikan lompatan kuantum dari apa yang bisa kita lihat sekarang, seperti berpindah dari gambar hitam-putih ke warna,” kata Manajer Proyek Teleskop Jet Propulsion Laboratory NASA, Allen Farrington.

Teleskop akan mengamati langit dalam cahaya optik bersama dengan cahaya inframerah dekat yang tidak terlihat oleh mata manusia. NASA menyebut teleskop ini berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk menjawab pertanyaan kosmik. Para astronom akan menggunakan misi ini untuk mengumpulkan data lebih dari 300 juta galaksi dan lebih dari 100 juta bintang di Galaksi Bima Sakti.

Teleskop yang akan mengorbit Bumi setelah diluncurkan dikenal sebagai SPHEREx. Singkatan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe Epoch of Reionization dan Ices Explorer.

SPHEREx seukuran mobil subkompak. Menurut NASA, SPHEREx akan memetakan seluruh langit empat kali, membuat basis data besar bintang, galaksi, nebula (awan gas dan debu di angkasa), dan banyak benda langit lainnya.

Teleskop senilai 242 juta dolar Amerika yang dijadwalkan memiliki umur sekitar dua tahun. Teleskop ini pertama-tama akan mencari bukti dari sesuatu yang mungkin terjadi kurang dari sepersejuta miliar detik setelah Big Bang atau yang terjadi 13 miliar tahun lalu.

“Dalam sepersekian detik itu, ruang angkasa itu sendiri mungkin telah berkembang pesat dalam proses yang oleh para ilmuwan disebut inflasi,” ujar NASA.

Pembengkakan seperti itu akan memengaruhi distribusi materi di kosmos. Bukti pengaruh itu masih ada sampai hari ini. Dengan SPHEREx, para ilmuwan akan memetakan posisi milyaran galaksi di seluruh alam semesta secara relatif satu sama lain dan mencari pola statistik yang disebabkan oleh inflasi.

Dilansir USA Today, Kamis (7/1), pola tersebut dapat membantu ilmuwan memahami fisika yang mendorong ekspansi itu. Sedangkan tujuan lain dari teleskop adalah untuk mempelajari sejarah pembentukan galaksi, dimulai dengan bintang-bintang pertama yang menyala setelah Big Bang dan berlanjut hingga galaksi-galaksi saat ini. Terakhir, para ilmuwan akan menggunakan SPHEREx untuk mencari es air dan molekul organik beku atau bahan penyusun kehidupan di Bumi di sekitar bintang yang baru terbentuk di Galaksi Bima Sakti.

"Misi luar biasa ini akan menjadi harta karun berupa data unik bagi para astronom," kata Administrator Asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen.

“Kita akan memiliki petunjuk baru untuk salah satu misteri terbesar dalam sains, yakni apa yang membuat alam semesta berkembang begitu cepat berkurang dari satu nanodetik setelah Big Bang?” tambah dia.

Tim SPHEREx dijadwalkan menghabiskan 29 bulan ke depan untuk membangun komponen misi sebelum memasuki fase misi berikutnya, yaitu saat komponen tersebut akan disatukan, diuji, dan diluncurkan.

 
Berita Terpopuler