Seluruh Bandara AP II Beroperasi Optimal Sepanjang 2020

Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk dengan 212.755 penerbangan.

Angkasa Pura II
Suasana Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada musim arus balik liburan akhir tahun, Ahad (3/1). Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk sepanjang 2020 dengan 212.755 penerbangan.
Rep: M Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2020 merupakan periode penuh tantangan bagi industri penerbangan global akibat pandemi covid-19. Dalam menghadapi tantangan tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menjalankan strategi Business Survival dengan tiga program utama, yaitu penghematan biaya (cost leadership), penyesuaian terhadap belanja modal (capex disbursement), dan memperketat manajeman arus kas (cash flow management).

Baca Juga

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan perusahaan memiliki program terkait aspek pemastian protokol kesehatan yakni Biosecurity dan Biosafety Management guna mewujudkan penerbangan sehat.

"Melalui berbagai program tersebut, AP II sukses menjalani 2020 dengan tetap menjaga operasional 19 bandara sehingga menjamin konektivitas udara di Indonesia untuk mengakomodasi berbagai penerbangan termasuk repatriasi bagi kepulangan WNI," ujar Awaluddin dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (6/1).

Awaluddin mengatakan, sepanjang 2020 di tengah pandemi, seluruh bandara perseroan melayani 412.186 pergerakan pesawat (take off dan landing) dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang. Awaluddin menyampaikan, pada awal tahun ketika terjadi pandemi, perseroran menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang baru dengan target jumlah penumpang 34,6 juta orang pada 2020. 

"Berkat berbagai upaya serta kerja keras seluruh karyawan, target tersebut terlampaui di mana pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang," ucap Awaluddin. 

Awaluddin menyebut tantangan akibat pandemi cukup berat dan berdampak ke pasar penerbangan nasional apalagi internasional. Namun, ia bersyukur di tengah tantangan ini seluruh bandara AP II dapat tetap optimal menjaga konektivitas udara Indonesia serta mendukung aktivitas masyarakat. 

"Tidak lupa, seluruh bandara juga menerapkan protokol kesehatan guna mencegah covid-19 dan menambah keyakinan terhadap transportasi udara," lanjut Awaluddin. 

Sepanjang 2020, ucap Awaluddin, bandara AP II yang paling sibuk adalah Bandara Soekarno-Hatta dengan jumlah pergerakan pesawat 212.755 penerbangan dan jumlah pergerakan penumpang mencapai 20,54 juta penumpang. 

 

Awaluddin mengatakan pada Januari hingga Februari 2020 jumlah penumpang di 19 bandara peseroan masih tergolong tinggi yakni sekitar 7 juta sampai 8 juta orang per bulan. Memasuki Maret di mana covid-19 sudah dinyatakan pandemi, jumlah penumpang tercatat sekitar 5 juta orang. Pada April jumlah penumpang sekitar 800 ribu orang, kemudian Mei sekitar 118 ribu orang. 

Awaluddin mengatakan lalu lintas penerbangan mulai rebound pada Juni dengan jumlah penumpang sekitar 600 ribu orang, kemudian berlanjut ke Juli sekitar 1,58 juta orang, lalu Agustus sekitar 2,15 juta orang dan September sekitar 1,83 juta orang. 

"Pada Oktober, jumlah penumpang kembali meningkat menjadi sekitar 2,18 juta orang, lalu November sekitar 2,91 juta orang dan Desember sekitar 3,45 juta orang," sambung dia.

Khusus untuk kargo, dia katakan, sepanjang tahun lalu mampu membukukan volume hingga 693,61 juta kilogram. Awaluddin mengatakan bisnis angkutan kargo relatif stabil jika dibandingkan dengan pasar angkutan penumpang pesawat. 

Awaluddin menyampaikan AP II pada 2021 menargetkan jumlah pergerakan pesawat di 19 bandara meningkat tumbuh hingga 32 persen menjadi sekitar 543 ribu penerbangan dibandingkan dengan 2020 dan pergerakan penumpang naik 27 persen menjadi 45 juta orang. Sebagai upaya mencapai target ini, perseroan mencanangkan strategi Business Recovery 2021 guna mempercepat pemulihan bisnis menuju kondisi sebelum pandemi. 

Awaluddin menuturkan ditetapkanya strategi Business Recovery ini dengan melihat perkembangan terkini di mana vaksin sudah tersedia. Ia mengatakan dalam strategi Business Recovery terdapat sejumlah program salah satunya adalah Corporate Renewal Program agar AP II dapat selalu beradaptasi untuk mengikuti momentum pemulihan ekonomi.

Awaluddin menjelaskan di dalam Corporate Renewal Program terdapat 3 fokus utama, yaitu Lean Operation guna memastikan operasional tetap ramping agar dapat menyesuaikan dengan segala kondisi (operational excellence), lalu Leading Digital agar aspek kepemimpinan teknologi tetap dominan dalam  mendukung operasional serta layanan (digital experience), dan Leapfrogging the Corporation agar perusahaan dapat melakukan berbagai terobosan dengan selalu mencari berbagai peluang bisnis (business exploration).

 

"Melalui strategi Business Recovery, bandara-bandara AP II dapat membuka kembali rute-rute yang sempat ditutup pada 2020, meningkatkan frekwensi penerbangan di dalam satu rute, serta mengoptimalkan slot time penerbangan," kata Awaluddin menambahkan.

 
Berita Terpopuler