11 Mitos Penurunan Berat Badan

Kenali mitos-mitos yang dipercaya bisa membantu menurunkan berat badan.

Republika/Wihdan Hidayat
Pilih makanan yang tepat dan bergizi seimbang, ketimbang menguranginya demi keberhasilan menurunkan berat badan.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali tahun baru, tentu ada banyak yang memiliki resolusi, termasuk penurunan berat badan. Akan tetapi sebaliknya, di musim liburan, kebanyakan orang justru mengonsumsi lebih banyak kalori.

Masih banyak yang salah arti tentang penurunan berat badan. Berikut 11 mitos yang terkait berat badan, dilansir Medical News Today, Selasa (5/1).

1. Melewatkan sarapan
Para ilmuwan menemukan bahwa melewatkan sarapan justru memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kelebihan berat badan dan membuat malas bergerak. Tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2020 yang muncul di jurnal Obesity Research & Clinical Practice  juga menunjukan hal serupa.

2. Makanan pembakar lemak
Makanan tertentu sering disebut sebagai "pembakar lemak" dan membantu menurunkan berat badan. Beberapa makanan seperti nanas, jahe, bawang merah, alpukat, asparagus, seledri, cabai, brokoli, teh hijau, bawang putih, dan bawang putih dapat mempercepat metabolisme tubuh, sehingga membantu tubuh dari lemak.

Baca Juga

Hanya saja, cuma ada sedikit bukti ilmiah terkait makanan yang dianggap dapat membantu menurunkan berat badan.

3. Suplemen penurun berat badan
Pendukung suplemen mengeklaim bahwa mereka juga membantu tubuh lemak. Pada kenyataannya, pada umumnya suplemen tidak cukup efektif, bahkan berbahaya apalagi jika dikonsumsi berlebihan.

4. Makanan rendah lemak
Tentu saja, makanan rendah lemak atau rendah lemak cenderung mengandung lebih sedikit lemak. Namun, jenis makanan ini terkadang diimbangi dengan tambahan gula atau garam. Memeriksa pelabelan pada produk adalah kuncinya.

Selain itu, perlu dicatat bahwa "lemak berkurang" tidak selalu berarti "rendah lemak", tetapi hanya kandungan lemak suatu produk lebih rendah daripada versi lemak penuh.

5. Mengemil
Sebagian orang meyakini bahwa mengemil menjadi pantang bagi orang yang berdiet. Namun, dalam beberapa kasus, mengemil justru dapat membantu orang mengelola asupan kalori dengan lebih efektif.

Mengonsumsi sepotong buah atau yoghurt rendah lemak di antara waktu makan, misalnya, dapat mengurangi keinginan makan, mencegah seseorang makan berlebihan pada waktu makan, atau beralih ke camilan padat energi.

6. Tak boleh makan enak
Tentu saja ini mitos. Membatasi suguhan manis dan berlemak tinggi itu penting, tetapi menghentikannya sama sekali juga tidak perlu karena malah bisa menjadi kontraproduktif.

Seperti yang dijelaskan oleh British Heart Foundation:

“Merampas semua makanan yang Anda sukai tidak akan berhasil. Anda akhirnya akan menyerah pada godaan dan meninggalkan usaha Anda. Tidak ada salahnya membiarkan diri Anda sendiri sesekali. "

7. Gula sangat buruk
Ada rumor bahwa gula yang diproses secara minimal, seperti gula dalam sirup maple atau madu, lebih menyehatkan daripada gula putih. Pada kenyataannya, tubuh memproses gula dengan cara yang sama, terlepas dari apa pun sumbernya.

Usus mengurangi semua gula menjadi monosakarida. Lebih baik catat jumlah gula dalam makanan karena semua jenis gula menyediakan sekitar 4 kalori per gram.

8. Hindari semua gula
Memang semua jenis gula biasanya tinggi akan kalori. Akan tetapi, seseorang yang ingin menurunkan berat badan tidak perlu terlalu anti dengan gula.

Moderasi adalah kuncinya. Sebaiknya hindari produk dengan tambahan gula berlebih.

9. Pemanis buatan itu menyehatkan
Untuk menurunkan asupan gula, banyak orang memilih pemanis rendah atau tanpa kalori, seperti aspartam. Ini dapat mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi, tetapi beberapa penelitian telah mengaitkan pemanis buatan, atau nonnutritif, justru menyebabkan penambahan berat badan.

Tidak semua penelitian mencapai kesimpulan ini. Akan tetapi para pakar kesehatan terus membahas efek pemanis nonnutritif terhadap penurunan berat badan dan kesehatan metabolik.

10. Menargetkan lemak di area tertentu
Beberapa orang sangat ingin menghilangkan lemak di area tertentu, seperti paha atau perut. Pada kenyataannya, penargetan ini tidak mungkin dilakukan.

Semua tubuh merespons penurunan berat badan secara berbeda, dan seseorang tidak dapat memilih bagian lemak mana yang akan digunakan terlebih dahulu.

11. Diet membatasi nutrisi
Banyaknya membatasi makanan justru bisa memicu lebih banyak makan. Seperti yang dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, "Diet membatasi asupan nutrisi Anda, bisa jadi tidak sehat, dan cenderung gagal dalam jangka panjang."

 
Berita Terpopuler