Apa Beda Tes Cepat Antibodi, Tes PCR, dan Tes Cepat Antigen?

Rapid test antigen kini menjadi syarat perjalanan.

Prayogi/Republika
Petugas kesehatan membawa sampel spesimen dari tes usap (swab test).
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini telah mewajibkan masyarakat untuk melakukan rapid test antigen Covid-19 apabila ingin bepergian. Apa bedanya dengan rapid test dan polymerase chain reaction (PCR)?

1. Swab Test PCR
Swab test PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA atau RNA) dari suatu virus. Ini merupakan pemeriksaan molekuler berbasis rantai polimerase dari sampel klinis pasien. Sampel yang umumnya diambil dengan mengusap cairan dari hidung serta tenggorokan.

Tes ini dapat mendeteksi virus lebih dari tiga hari setelah terpapar. Swab test PCR dapat mendeteksi virus dalam jumlah sangat sedikit hingga sangat andal.

Baca Juga

Swab test Covid-19. - (EPA)

Di lain sisi, swab test PCR dapat menunjukkan hasil positif walaupun orang tidak lagi infeksius. Hingga saat ini, PCR menjadi tes yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk diagnosis Covid-19.

Pemerintah menetapkan harga tertinggi untuk swab test PCR sebesar Rp 900 ribu untuk seluruh wilayah Indonesia. Hasilnya bisa didapat dalam satu hari atau lebih, tergantung kapasitas laboratorium.

2. Rapid test antigen
Sama dengan tes PCR, tes cepat antigen menggunakan swab cairan dari hidung dan tenggorokan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan, rapid test antigen lebih akurat dibandingkan dengan rapid test antibodi.

Rapid test antibodi lebih murah daripada swab test PCR, namun sifatnya hanya sebagai skrining. Antigen merupakan suatu zat atau benda asing, misalnya virus, racun atau kuman yang dapat masuk ke dalam tubuh.

Tes cepat antigen Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)


Antigen dianggap berbahaya sehinga mampu menyebabkan sistem imun menghasilkan antibodi yang spesifik. Tes antigen akan mendeteksi partikel protein antigen virus corona pada sampel.

Tes ini dapat mendeteksi virus lebih dari delapan hari setelah terpapar atau saat gejala awal muncul. Namun, hasilnya akan menunjukkan positif pada orang sangat infeksius, dan negatif pada pasien yang telah melewati gejala awal.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, rapid test antigen hasilnya bisa didapat dalam beberapa menit. Berdasarkan ketetapan pemerintah, rapid test antigen di Pulau Jawa maksimum Rp 250 ribu, sedangkan untuk di luar Pulau Jawa Rp 275 ribu.  Harga tersebut tidak berlaku bagi fasilitas kesehatan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.

3. Rapid test antibodi/serologi
Tes cepat (rapid test) ini hanya andal saat tiga hingga empat pekan setelah terpapar. Rapid test antibodi dapat mendeteksi sistem reaksi imun terhadap virus dengan cara mengambil sampel darah dari ujung jari dan memasukkannya ke dalam catridge.

Hasilnya bisa didapat dalam 15 menit. Tes cepat ini tidak dapat mendeteksi ada atau tidaknya virus dalam tubuh. Biaya tertinggi untuk rapid test antibodi yang ditetapkan pemerintah ialah Rp 150 ribu.

Rapid test antibodi. - (Antara/Fakhri Hermansyah)

Hasil non reaktif rapid test bisa saja disebabkan karena respons imunologi yang belum muncul. Jika infeksi kurang dari tujuh hari, maka respons imunologi belum akan muncul.

Pemeriksaan pun harus diulang kembali pada tujuh hari berikutnya guna memastikan hasil negatif pemeriksaan sebelumnya. Sementara itu, andaikan hasil rapid test reaktif maka perlu ditindaklanjuti dengan swab test PCR.

 
Berita Terpopuler