Sejarah Tahun Baru 1 Januari: Dari Romawi Hingga Eropa

Tahun baru 1 Januari baru ternyata konvensi baru

google.com
Mural perayaan tahu baru zaman Romawi.
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, -- Benarkah perayaan tahun baru sepanjang sejarah dimulai pada 1 Januari? Bahkan kemudian ada pertanyaan kapankan perayaan tahun baru pada 1 Januari dirayakan layaknya pesta?

Dalam sejarah ternyata ada fakta yang menarik bahkan bertolak belakang. Yang jelas perayaan 1 Januri sebagai tahun baru tak lebih dari sekedar konvensi di dunia barat (Eropa) mulai awal tahun 153 SM.

Sejarah ini terungkap dalam tulisan 'A History of the New Year' dari laman 'infoplease.com'. Sejarahnya ternyata begini:

Perayaan tahun baru pada 1 Januari merupakan fenomena yang relatif baru. Rekaman paling awal dari perayaan tahun baru diyakini berada di Mesopotamia, pada tahun 2.000 SM. Acara ini dirayakan sekitar waktu titik balik musim semi, pada pertengahan Maret.

Berbagai tanggal lain yang terkait dengan musim juga digunakan oleh berbagai budaya kuno. Orang Mesir, Fenisia, dan Persia memulai tahun baru mereka dengan titik balik musim gugur, dan orang Yunani merayakannya pada titik balik matahari musim dingin.

Kalender Romawi Awal

Tanggal 1 Maret semasa zaman Romawi Kuno ditetapkan sebagai tahun baru. Acuannya adalah pada sistem kalender yang menjadi hitungan harinya. Uniknya, kalender itu hanya memiliki sepuluh bulan, yang awal tahunnya dimulai dengan bulan Maret.

Jejak perayaan tahun baru yang dimulai dengan bulan Maret itu masih tercermin pada beberapa nama bulan. September hingga Desember, bulan kesembilan hingga kedua belas, awalnya diposisikan sebagai bulan ketujuh hingga kesepuluh (septem adalah bahasa Latin untuk "tujuh," okto adalah "delapan," novem adalah "sembilan," dan decem adalah "sepuluh".

 

Sebutan Januari Bergabung dengan Kalender

Pertama kali tahun baru dirayakan pada tanggal 1 Januari adalah di Roma pada tahun 153 SM.

Faktanya, bulan Januari bahkan baru ada sekitar 700 SM, ketika raja kedua Roma, Numa Pontilius, menambahkan bulan Januari dan Februari.

Tahun baru dipindahkan dari Maret ke Januari karena itu adalah permulaan di tahun sipil, bulan di mana dua konsul Romawi yang baru terpilih — pejabat tertinggi di republik Romawi — memulai masa jabatan satu tahun mereka.

Tetapi tanggal tahun baru ini tidak selalu dirayakan secara ketat dan luas, dan tahun baru terkadang masih dirayakan pada tanggal 1 Maret. 

1 Januari dan Tradisi Kalender Julian

1 Januari Resmi Dilembagakan sebagai Tahun Baru Pada 46 SM saat Julius Caesar memperkenalkan kalender baru berbasis matahari yang merupakan perbaikan besar pada kalender Romawi kuno, yang merupakan sistem bulan yang menjadi sangat tidak akurat selama bertahun-tahun.

Kalender Julian menetapkan bahwa tahun baru akan jatuh pada tanggal 1 Januari, dan di dunia Romawi, 1 Januari menjadi awal tahun baru yang diamati secara konsisten.

Kisah Perayaan orang kafir pada Abad Pertengahan:

Perayaan tahun baru pada 1 Januari ternyata sempat dihapus. Bahkan, di Eropa pada abad pertengahan, perayaan yang menyertai tahun baru dianggap kafir dan tidak Kristen.

Tak hanya itu, Pada 567 Council of Tours menghapus 1 Januari sebagai awal tahun. Pada waku yang sama di berbagai waktu dan di berbagai tempat di seluruh Eropa Kristen kala abad pertengahan itu, tahun baru dirayakan pada tanggal 25 Desember, kelahiran Yesus. Sebelum itu, tahun baru jatuh pada 1 Maret. Tanggal 25 Maret sebagai perayaan Natal.

Namun, setelah Eropa memberlakukan kembali kalender Gregorian, perayaan tahun baru pada 1 Januari dipulihkan. Ini terjadi  pada tahun 1582. Maka perayaan Natal kembali ketanggal 25 Januari.

Meskipun sebagian besar negara Katolik segera mengadopsi kalender Gregorian, namun bagi negara yang Protestan pergantian kalender itu baru secara bertahap diadopsi.

Inggris, misalnya, mereka tidak mengadopsi kalender yang direformasi hingga  tahun 1752. Hingga saat itu, Kerajaan Inggris — dan koloni-koloni Amerika mereka — masih merayakan tahun baru di bulan Maret. 

 
Berita Terpopuler