Jalaluddin Rumi: Malam Reuni dengan Tuhan (1)

Kematian Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī diperingati lewat acara peringatan Seb-i Arus

Anadolu/Mustafa Çiftçi
Seorang pria menampilkan tarian sufi saat malam Lailatul Qadar, salah satu malam paling suci bagi Muslim di masjid Sarampol di Antalya, Turki pada 19 Mei 2020.
Rep: Anadolu Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, KONYA -- Ketika berita pandemi menyebar awal tahun ini, banyak rencana perjalanan, pernikahan, dan perayaan meriah ditunda untuk kemaslahatan yang lebih besar.

Ketika banyak negara belum membuka pintu bagi perjalanan internasional, Indonesia adalah salah satu dari sedikit yang masih mengizinkan warganya melintasi perbatasan internasional dengan SOP ketat.

Situasi ini memungkinkan warga Indonesia melanjutkan impian mereka keliling dunia sambil menyaksikan acara-acara penting seperti upacara Seb-i Arus di Turki.

Setiap tahun sejak 1937, kematian Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī diperingati lewat acara peringatan Seb-i Arus (Malam Reuni dengan Tuhan) di Konya, tempat kelahiran ordo Mevlevi di abad ke-13 dan rumah bagi Rumi.

Konya adalah kota yang dikenal tidak hanya dengan Mevlāna, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang memadukan warisan sejarah.

Tahun 2020 menandai peringatan 747 tahun kematian sufi, penyair, dan cendekiawan terkenal dunia Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī atau dikenal dengan Rumi.

Tahun ini pada 7 Desember dan 17 Desember, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki, Upacara Sema sebagai bagian dari upacara Seb-i Arus dilaksanakan di Pusat Kebudayaan Rumi, Konya.

Karena pandemi dan partisipasi yang terbatas selain dari tamu istimewa dan undangan kementerian, upacara tersebut disiarkan langsung di akun Twitter dan Facebook GoTurkey dan cerita waktu nyata akan dibagikan dari akun Instagram GoTurkey (www.goturkey.com).

BACA JUGA: Peringatan 747 Tahun Kematian Jalaludin Rumi: Malam Reuni dengan Tuhan (2)

Ketua Majelis Nasional Besar Turki, Mustafa Şentop, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, Wakil Presiden Yayasan Mevlâna Internasional (Rūmī), Esin Çelebi Bayru (Cucu dan sosiolog generasi ke-22 Rumi) dan penulis serta pakar Rumi, Ali Bektaş hadir dalam perayaan ini bersama para jurnalis dari seluruh dunia.

Menurut Wira Nurmansyah, traveler dan aktivis media sosial Indonesia, ajaran Mevlāna tentang cinta sudah dikenal luas di Indonesia dan berpengaruh besar bagi WNI seperti dirinya.

“Menyaksikan ritual itu sangat menyentuh hati saya. Tidak hanya itu, suasana spiritual Konya memberikan pengaruh positif bagi seorang muslim seperti saya, selain dari sekian banyak tempat wisata muslim lainnya yang ada di Turki,” ujar Wira, menambahkan upacara ini meninggalkan kesan luar biasa pada perjalanan pertamanya ke Turki pada awal Desember 2020.

Pegiat medsos Indonesia lainnya, Ashari Yudha, juga menghadiri upacara bersama Wira di mana mereka diundang secara pribadi sebagai tamu oleh Kantor Pariwisata Kedutaan Besar Turki dan Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata untuk acara khusus ini.

BACA JUGA: Peringatan 747 Tahun Kematian Jalaludin Rumi: Malam Reuni dengan Tuhan (2)

 
Berita Terpopuler