Kontroversi dan Perbedaan Pemahaman Soal Turunnya Yesus

Muslim percaya Yesus akan kembali.

Pixabay
Kontroversi dan Perbedaan Pemahaman Soal Turunnya Yesus.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Islam dan Presiden Misi Islam Kerala, India, Profesor Shahul Hameed mengatakan, tak ada tokoh yang menjadi subjek kontroversi sebanyak Yesus atau Nabi Isa. Hal itu menurutnya, karena berbagai agama di dunia memandang tokoh suci itu sebagai bagian penting. 

Baca Juga

"Dia disembah sebagai Anak Tunggal Tuhan, Mesias, juru selamat, dan sebagai Tuhan sendiri oleh orang-orang Kristen di dunia," ujar dia dikutip di About Islam, Senin (14/12). 

Dia menambahkan, anggapan lain juga ada pada orang-orang Yahudi. Mereka, kata Hameed, percaya Yesus secara keliru mengklaim sebagai Mesias yang diharapkan Yahudi. 

Kontroversi mengenai Yesus ia sebut juga datang dari kaum rasionalis. Bahkan, kontroversi ini memuncak ketika Yesus Kristus dianggapnya tidak pernah ada.

"Menurut mereka, dia adalah mitos, 'pahlawan palsu'," ujarnya. 

Keunikan Yesus menurutnya selalu ada. Bahkan, dari banyaknya denominasi Kristen yang percaya pada turunnya Yesus kelak. Hal itu ditegaskan pada posisi Gereja Fundamentalis Kristen yang menjadi semakin unik. 

"Sistem kepercayaan mereka berutang banyak pada Scofield Reference Bible, yang merupakan karya Cyrus Ingerson Scofield (1843-1921)," ungkap dia. 

Scofield yang merupakan pendeta di Dallas First Congregational, diketahui memasukkan interpretasinya sendiri atas ayat-ayat tertentu pada Alkitab. Sehingga menurut Hameed, mampu memberikan narasi baru untuk cerita lama. Dalam penjelasannya, Scofield memberi tahu pembacanya bahwa dunia akan berakhir dalam kobaran api dunia terakhir yang disebut Armageddon. 

Pandangan Islam...

 

Berbeda dengan keyakinan di atas, umat Islam memegang keyakinan lain tentang kedatangan Yesus atau Nabi Isa yang kedua. Dalam Islam, Yesus menurut Hameed adalah pribadi yang nyata dan merupakan seorang nabi dan rasul utusan Allah SWT.

Yesus, dalam peranannya di dunia, diutus untuk menyebarkan firman Allah lebih dari 2.000 tahun lalu. Dalam ketibaannya kelak, Muslim percaya jika kembalinya Nabi Isa adalah pertanda akhir zaman.

Diceritakan, Nabi Isa akan menghapus semua kebingungan yang ada di dunia tentang kehidupan dan misinya. Hameed menambahkan, setelah turunnya Nabi Isa, hukum dari Allah akan diikuti manusia. Layaknya, dari hukum yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW. 

Menyoal 'penyaliban' Nabi Isa, Allah menurutnya juga tegas menjelaskannya dalam Alquran surat An-Nisa ayat 157.

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا ٱلْمَسِيحَ عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا

Arab-Latin: Wa qaulihim innā qatalnal-masīḥa 'īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum bihī min 'ilmin illattibā'aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā

Terjemah Arti: Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Dari ayat tersebut, Hameed menjelaskan, bangsa Romawi dan Yahudi tidaklah membunuh Yesus dalam artian ini Nabi Isa. Sebaliknya, dalam pandangan Islam, yang terjadi pada Nabi Isa adalah kebangkitannya oleh Allah untuk hal khusus. 

Oleh sebab itu, Hameed menyebut, tidak mendasar percaya hal lain di luar konteks peristiwa yang dijelaskan. "Kita harus mengerti Allah menyelamatkannya dari kematian terkutuk di kayu salib (seperti yang dikatakan Injil kemudian)" ujarnya. 

Tak hanya itu, konsep penyaliban yang pada Nabi Isa, ia sebut juga tidak bisa diterima. Terlebih, ketika konsep dosa warisan umat manusia tidak ada penjelasan sama sekali dalam Islam. 

"Dan untuk alasan ini, 'penyaliban penebusan' Yesus tidak akan pernah terjadi.  Dengan kata lain, kebenaran adalah apa yang dikatakan Aluran bahwa dia tidak dibunuh atau disalib," ujar Hameed. 

Dirinya kemudian menegaskan, kembalinya Nabi Isa ke bumi adalah bukan untuk menyempurnakan Islam, sebagaimana yang telah disempurnakan Nabi Muhammad. Sebaliknya, Nabi Isa tidak akan menambah atau mengurangi ajaran Islam. Nabi Isa akan mengikuti syariah (hukum Islam) Nabi Muhammad.

"Pengikut Yesus akan bergabung dengan pengikut Muhammad. Umat ​​Muslim tidak tahu kapan Yesus akan datang, tapi mereka yakin dia akan datang." jelasnya. 

 

https://aboutislam.net/reading-islam/understanding-islam/muslims-too-believe-that-jesus-will-return/

 
Berita Terpopuler