Jatim Ekspor 2,9 Ton Tokek Kering ke China

Permintaan tokek kering dari Indonesia tidak pernah berhenti.

Karantina Pertanian Surabaya
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya melakukan ekspor 2,9 ton tokek (bihu) kering ke China.
Rep: Dadang Kurnia Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya, Jawa Timur melakukan ekspor 2,9 ton tokek (bihu) kering ke China. 

Baca Juga

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi mengungkapkan, jika dirupiahkan, nilai ekspor tokek kering tersebut mencapai Rp 117 juta. Sebelum diekspor, Balai Besar Karantina Pertanian memastikan, tokek kering tersebut sudah melalui sertifikasi.

Musyaffak menjelaskan, tokek kering merupakan bahan baku obat tradisional di China. Ramuan tersebut dipercaya dapat mengusir masuk angin, mengobati asma dan penyakit kulit, bahkan tumor serta kanker. Dengan beragam manfaat yang dimiliki, tidak heran bila permintaan tokek kering dari Indonesia tidak pernah berhenti.

Sebelum diekspor, Musyaffak juga memastikan tokek kering tersebut diperiksa baik secara fisik maupun dokumen oleh Karantina Pertanian Surabaya. "Berdasarkan hasil pemeriksaan, bihu kering tersebut dokumennya lengkap dan memenuhi syarat, sehingga Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH 12) dapat diterbitkan," ujar Musyaffak melalui siaran pers, Senin (30/11). 

Musyaffak menyampaikan, potensi ekspor tokek kering dari Jawa Timur sangat menjanjikan. Eksportasi tokek kering melalui Karantina Pertanian Surabaya  tercatat 10 kali pada periode Januari-November 2020. Tokek kering tersebut diekspor ke China, Taiwan, dan Hong Kong.

"Selain itu berdasarkan data Otomasi Karantina Pertanian, bihu kering yang diekspor sepanjang Januari-November mencapai 33,913 ton dari beberapa perusahaan di Jawa Timur," kata Musyaffak.

 

 
Berita Terpopuler