Gangguan Istri Abu Lahab kepada Nabi Muhammad SAW

Gangguannya terhadap dakwah Nabi benar-benar keji.

tangkapan layar Reuters/Jumana el-Heloueh
Gangguan Istri Abu Lahab kepada Nabi Muhammad SAW
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya Abu Lahab yang menjadi pembangkang dan penentang dakwah Nabi Muhammad, istrinya yang bernama Ummu Jamil Arwa binti Harb pun juga kerap melontarkan cacian. Bahkan gangguannya terhadap dakwah Nabi benar-benar keji.

Baca Juga

Pakar Tafsir Alquran Prof Quraish Shihab dalam bukunya Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, sebelum diturunkannya Surah Al-Lahab dalam Alquran yang mengabadikan vonis terhadap Abu Lahab dari Allah, sepasang suami istri ini memang kerap mengganggu dakwah Nabi. Terlebih setelah diturunkannya surah tersebut.

Sebelum surah itu diturunkan, Abu Lahab sempat bertanya kepada Nabi tentang apa yang akan diperolehnya jika dia memeluk Islam. Nabi pun menjawab: “Seperti apa yang diperoleh kau Muslim,”. Lalu Abu Lahab pun menjawab: “Celakalah agama ini bila aku dipersamakan dengan mereka (umat Muslim),”. Namun demikian, Nabi tidak membalas makiannya namun Allah menurunkan Surah Al-Lahab.

Usai turunnya surah itu, Ummu Jamil Arwa binti Harb menyebarluaskan fitnah dan proaganda buruk terhadap Nabi Muhammad SAW. Bahkan ia kerap menabur duri-duri di jalan yang beliau biasa tempuh. Ketika istri Abu Lahab itu mendengar turunnya surah tersebut, dia menuju masjid di mana Nabi SAW tengah duduk bersama Abu Bakar.

Ketika itu dia membawa segenggam batu untuk melempar Nabi SAW. Namun demikian, Allah menutupi pandangannya sehingga ia tak mampu melihat Nabi. Meski demikian, dia menyampaikan kemarahannya kepada Nabi sambil menamai Nabi Muhammad SAW dengan sebutan Mudzamman (yang tercela).

Gangguan dari istri Abu Lahab ini juga kerap saling ditimpali oleh suaminya. Sepasang suami istri ini kerap menolak, menentang, dan mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dengan membabi-buta. Mereka bahkan tak mengindahkan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW yang amanah dan berbudi pekerti itu merupakan keponakannya sendiri.

Maka itu, sikap suami istri ini sangatlah berbeda dengan sikapnya semula. Jika dulu Abu Lahab begitu bergembira dengan kelahiran Nabi dengan memerdekakan budak, kini ia justru tampil menjadi musuh terbesar dalam sejarah Islam. Ia membenci Nabi, memperolok, dan mengganggu dakwah beliau hingga akhir hayatnya.

Meski vonis terhadap Abu Lahab terpatri jelas dalam Surah Al-Lahab, namun demikian dijelaskan vonis tersebut tidak turun seketika meski pada akhirnya ia mendapat sanksi duniawi dan ukhrawi yang diancamkan Allah SWT.

Hikmah dari peristiwa keluarga Abu Lahab...

 

Sikap Abu Lahab dan istrinya terhadap ajaran Islam sesungguhnya mengandung hikmah. Antara lain membuktikan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW bukanlah ajakan untuk kepentingan suku atau keluarga. Buktinya adalah pamannya Nabi saja menolak diajak masuk Islam.

Di sisi lain, riwayat dan sejarah keluarga Abu Lahab ini juga mengisyaratkan apa yang disampaikan Nabi di atas tidak ditanggapi ketika itu. Baik secara negatif maupun positif oleh yang hadir dalam pertemuan itu kecuali Abu Lahab.

Ini karena ketika itu Nabi Muhammad SAW belum lagi menyampaikan tentang kesesatan terhadap penyembahan berhala. Beliau baru menyampaikan adanya hari di mana manusia akan menerima balasan baik/buruk atas amal perbuatannya.

Dijelaskan memang boleh jadi mereka belum menyadari benar dampak dari ajakan Nabi SAW menyangkut kepercayaan mereka. Apalagi sampai saat itu mereka semua yakin Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pembohong.

 

Bisa jadi juga sebagian mereka tidak lagi menyampaikan sikap pribadinya karena telah diwakili oleh Abu Lahab. Betapapun, pertemuan ini telah mencapai tujuannya, yaitu terlaksananya peringatan secara terbuka sesuai dengan perintah Allah SWT.

 
Berita Terpopuler