Pengunjuk Rasa Thailand Bergerak ke Pinggir Bangkok

Pengunjuk rasa antipemerintah Thailand bergerak ke pinggir Bangkok.

EPA-EFE/DIEGO AZUBEL
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah mengibarkan bendera nasional Thailand (ilustrasi)
Rep: Lintar Satria Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand yang berdemonstrasi di Bangkok bergerak ke pinggir ibukota. Mereka masih menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dan kerajaan direformasi.

Baca Juga

Pengunjuk rasa melangkah maju walaupun Prayuth mengancam akan menggunakan semua hukum yang berlaku untuk membubarkan mereka. Mantan penguasa junta itu telah mendakwa pemimpin unjuk rasa atas pasal menghina kerajaan.  

Ratusan orang berkumpul di Nonthaburi dan Bang Na yang terletak di sebelah barat laut dan tenggara Bangkok. "Kami memiliki terlalu banyak diktator korup, kami ingin pemilihan yang suara kami benar-benar didengar," kata salah satu pengunjuk rasa yang hanya memberitahu namanya A, Sabtu (28/11).

Pengunjuk rasa mengatakan Prayuth merekayasa hasil pemilihan tahun lalu agar tetap berkuasa secara terpilih. Setelah melakukan kudeta terhadap pemimpin terpilih tahun 2014 lalu. Perdana menteri itu mengatakan pemilihan berlangsung dengan adil dan ia tidak akan mengundurkan diri.

Pengunjuk rasa juga mendobrak tabu dengan menuntut agar wewenang Kerajaan Raja Maha Vajiralongkorn direformasi. Mereka mengatakan institusi monarki membiarkan dominasi militer selama puluhan tahun.

Kerajaan Thailand tidak pernah berkomentar sejak unjuk rasa dimulai. Raja mengatakan meski ada demonstrasi, semua pengunjuk rasa dicintai 'dengan merata'.  

 

 

 
Berita Terpopuler