‘Mengapa India tak Protes Pria Hindu Nikahi Muslimah?'

Pernikahan pria Muslim dengan wanita Hindu memicu polemik di India.

Pixabay
Pernikahan pria Muslim dengan wanita Hindu memicu polemik di India. Ilustrasi nikah
Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Dokter sekaligus penulis yang berbasis di New Delhi, Dr  Javed Jamil mempertanyakan hukum yang menentang "Love Jihad", dibandingkan "Love Dhayamyudh".

Baca Juga

Dia menjelaskan, Love Jihad merupakan istilah yang digunakan sayap kanan untuk menggambarkan hubungan antaragama yakni seorang pria Muslim dan seorang wanita Hindu. 

Pada Februari tahun ini, pemerintah memberi tahu Parlemen bahwa tidak ada definisi istilah tersebut, dan tidak ada kasus serupa yang dilaporkan  lembaga. 

"Karnataka, anggota Dewan, dan beberapa pemerintah negara bagian lainnya juga sibuk membawa undang-undang yang menentang "Love Jihad". Pertanyaannya adalah, Mengapa semua menteri utama dan aktivis kehinduan ini hanya mengajukan hukum yang melarang “Love Jihad” dan mengapa tidak menentang “Love Dharamyudh”?," kata Jamil, dilansir dari laman Milligazette pada Jumat (20/11).

"Mengapa mereka hanya khawatir tentang anak laki-laki Muslim yang menikahi gadis-gadis Hindu, dan mengapa tidak tentang anak laki-laki Hindu yang menikahi gadis-gadis Muslim? Apakah ada rencana jahat di balik ini? Dengan populasi anak perempuan yang menurun drastis di antara bayi yang baru lahir di berbagai negara bagian, apakah mereka berencana untuk meluncurkan "Love Dharamyudh" di masa depan setelah memastikan bahwa "Love Jihad" dilarang?," paparnya.

Mengutip Ketua Menteri Uttar Pradesh (UP), Yogi Adityanath dalam sebuah laporan Hindustan Times mengatakan, "Pengadilan tinggi Allahabad telah mengatakan bahwa untuk pernikahan, tidak perlu mengubah agama. Pemerintah juga telah memutuskan untuk memeriksa 'Love Jihad' dengan sekuat tenaga. Sebuah hukum yang efektif akan dibuat yang akan memastikan bahwa mereka yang menipu wanita yang mudah tertipu dengan menyembunyikan identitas mereka akan ditangani secara efektif," kata Adityanath.

Jamil mengisahkan, dahulu saat dia baru saja menyelesaikan sekolah kedokteran, salah satu teman terdekatnya, seorang Brahamin, jatuh cinta dengan seorang perawat Muslim. Dan sekarang mereka sudah menikah selama lebih dari dua dekade.

 

Ada banyak contoh lain yang dia temukan, di mana anak laki-laki Hindu masuk ke dalam cinta dengan gadis Muslim. Ini juga terjadi di kalangan selebritas. Tetapi tidak ada organisasi Muslim yang pernah mengemukakan teori "Love Dharamyudh".

"Tapi setia pada ideologi menyebarkan kebencian terhadap Muslim lebih dari cinta untuk Hindu, BJP (Partai Bharatiya Janata) dan organisasi hindu saudaranya sibuk melemparkan "Love Jihad" sebagai senjata kebencian terbaru," kata Jamil.

Dia mengatakan, mereka mempresentasikannya sebagai konspirasi terencana oleh Muslim melawan Hindu. Kebenaran sebaliknya, tetap bahwa organisasi Islam dan ulama tidak pernah mendukung gagasan Muslim menikah dengan non-Muslim, bahkan jika perempuan bukan laki-laki kebetulan Hindu.

Jika contoh anak laki-laki Muslim yang menikahi gadis Hindu melebihi jumlah gadis Muslim yang menikah dengan anak laki-laki Hindu, ini hanya karena lebih sedikit gadis Muslim yang pergi ke institusi dan pekerjaan yang lebih tinggi.

Ilustrasi kaum perempuan India. - (EPA/Str)

Anak laki-laki Muslim yang belajar di perguruan tinggi atau melakukan pekerjaan, akan menemukan lebih banyak gadis Hindu di sekitarnya daripada Muslim. Adanya pencampuran dan kontak dekat, maka akan segera berkembang menjadi hubungan.

Sebagian besar anak laki-laki ini memiliki kecenderungan agama yang relatif lebih lemah, dibandingkan dengan anak laki-laki Muslim biasa yang lebih memilih untuk menikahi gadis Muslim.

"Bagaimanapun juga, pernikahan antar kasta, apapun komposisinya, tidak mudah diatur dengan efek jangka panjang yang paling ditakuti. Di India, pernikahan sekadar hubungan antara pasangan tetapi melibatkan keluarga, dan agama hampir selalu memainkan peran penting dalam keluarga dan kehidupan sosial," ucap Jamil.

Jika ada undang-undang yang melarang perkawinan antara Hindu dan Muslim, itu harus berlaku untuk anak laki-laki Hindu, perempuan Muslim, atau anak laki-laki Muslim dan perempuan Hindu. Jika tidak, bukan hanya diskriminasi atas dasar agama, melainkan juga diskriminasi atas dasar jenis kelamin.

 

Sumber: https://www.milligazette.com/news/Opinions/33745-why-law-against-love-jihad-not-against-love-dharamyudh/

 
Berita Terpopuler