Misteri Kebangkitan Manusia yang Hanya Bisa Dijawab Agama

Kebangkitan manusia merupakan hal gaib yang harus diimani.

Misteri Kebangkitan Manusia yang Hanya Bisa Dijawab Agama
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa kebangkitan manusia dari alam kuburnya merupakan sesuatu yang sangat fenomenal. Manusia yang jasadnya sudah hancur lebur bangkit hidup kembali dalam kondisi sempurna untuk kemudian mempertangungjawabkan segala amal perbuatannya.

Baca Juga

Tetapi itu hanya dapat diterima oleh orang-orang yang yakin akan adanya hari pembalasan. Sementara orang-orang yang tidak memiliki keimanan tak akan mempercayai akan datangnya hari kebangkitan, hari perhitungan amal, dan pembalasan. 

Apakah mungkin jasad yang sudah hancur lebur bisa kembali lagi seperti sedia kala? Secara akal hal itu sulit bisa diterima dan tak bisa diujicobakan dalam laboratorium kimia mana pun.

Jika ada teknologi yang mampu membangkitkan orang mati, tentu sudah banyak ilmuwan yang ingin membangkitkan kembali orang-orang yang telah mati pada masa lalu.

Tetapi tak ada satu pun bangsa yang bisa melakukannya. Tak ada orang yang bisa membangkitkan orang yang sudah mati, kecuali manusia-manusia terbaik pilihan Allah yang karena atas izin dan ridha Allah bisa membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati seperti yang dilakukan para nabi dan rasul.

Dalam buku Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Alquran Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kemenag Agama RI dengan LIPI dijelaskan kehidupan seseorang sangat tergantung pada keberadaan roh, ciptaan Allah. Roh merupakan misteri dan hanya Allah yang mengetahuinya.

Tak ada satu bangsa pun yang mengetahui hakikat roh ini. Sebab roh adalah urusan Allah, bukan urusan manusia. Manusia hanya mengurus badan atau jasad yang telah dimasuki roh. 

 

“Kebangkitan manusia tidak bisa dipecahkan oleh filsafat, tetapi bisa dijawab oleh agama. Seperti keberadaan alam kubur dan malaikat, kebangkitan merupakan hal gaib yang harus diimani. Mendustakannya adalah sebuah pengingkaran dan kesesatan," seperti dikutip buku tersebut. 

Dalam Alquran sudah ditegaskan bagaimana dalam benak orang-orang yang tidak memiliki iman bergelayut pertanyaan tentang hari kebangkitan. Mereka tidak meyakini hari pembalasan itu akan terjadi. 

وَقَالُوٓا۟ أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ ۚ بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ كَٰفِرُونَ

Artinya: Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya." (Al Quran suat As Sajdah ayat 10).

Dijelaskan termasuk pendustaan dan pengingkaran adalah keyakinan bahwa kekuatan yang menjadikan manusia hidup dan mati tidak lain adalah pergantian masa (ad dahr), bukan lainnya. Mereka yang berpendapat demikian dinamakan kaum ad Dahriyyun. 

وَقَالُوا۟ مَا هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهْرُ ۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

 

Artinya: Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (Alquran surat Al Jatsiyah ayat 24).

 
Berita Terpopuler