Dalam Bentuk Apa Jibril Datangi Nabi Saat Sampaikan Wahyu?

Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad dalam berbagai macam bentuk.

nasa
Dalam Bentuk Apa Jibril Datangi Nabi Saat Sampaikan Wahyu?
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Lantas dalam bentuk apa dan bagaimanakah Jibril menghampiri Nabi SAW?

Baca Juga

Dalam pertemuan pertama keduanya, Nabi merasa ketakutan bukan main. Pada wahyu pertama yang disampaikan Jibril kepada Nabi, Nabi sedang berada di Gua Hira.

Di sana Jibril datang dan menyampaikan kepada Nabi tentang satu kata, yaitu iqra (bacalah) dan memerintahkan Nabi untuk membacanya berulang-ulang. Pada fase ini, pertemuan pertama Nabi dengan malaikat Jibril diwarnai dengan rasa gugup yang luar biasa.

Begitu pulang, Nabi pun segera menjumpai istrinya Sayyidah Khadijah dan meminta untuk diselimuti. Tubuh Nabi bergemetar, dingin, dan penuh kegugupan. Nabi pun menceritakan pertemuannya dengan Jibril dan Sayyidah Khadijah berupaya menenangkannya.

Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury dijelaskan, Jibril menghampiri Nabi dengan berbagai bentuk. Ibnu Qayyim berpendapat, terdapat jenis-jenis wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi melalui Jibril.

Pertama, melalui mimpi Nabi. Kedua, melalui sesuatu yang dicampakkan oleh Malaikat ke dalam dada dan hati Nabi tanpa pernah melihatnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Jibril telah masuk mencampak ke dalam hatinya.

Ketiga, Rasulullah didatangi Jibril yang menjelma menjadi dirinya sebagai seorang lelaki. Jibril berbicara dengan Nabi yang kemudian mengingatkannya dengan segala yang dikatakan kepadanya. Dalam cara yang ini, sejumlah sahabat pun turut dapat melihat Jibril ketika menyamar sebagai sesosok manusia.

Keempat, Rasulullah didatangi Jibril melalui bunyian seperti dering lonceng. Cara ini merupakan cara yang paling berat bagi Rasulullah untuk menerimanya, betapa tidak?

 

Melalui itu Jibril turut serta sehingga dahi Nabi mencucurkan keringat meski di hari dan cuaca yang cukup dingin hingga Nabi duduk tersimpuh. Di suatu ketika wahyu dalam bentuk ini turun kepada Rasulullah SAW, sedang pahanya di atas paha Zaid bin Tsabit, Zaid merasakan rasa berat yang tiada biasa.

Kelima, Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam bentuk parasnya yang diciptakan, lalu diwahyukan kepadanya sekehendak Allah SWT. Cara ini terjadi kepada Nabi sebanyak dua kali di mana hal ini pun diabadikan Allah dalam Alquran Surah An-Najm.

Keenam, tanpa penghalang, yaitu Nabi diperlihatkan bentuk asli Jibril ketika berada di alam semesta dalam perjalanan Isra Mi’raj. Nabi secara langsung diberitahu mengenai perintah menyampaikan kepada umat Muslim untuk mendirikan sholat lima waktu.

Ketujuh, selain melalui Jibril, wahyu Allah juga datang melalui percakapan Allah secara langsung kepadanya tanpa perantara malaikat. Sebagaimana Allah berbicara kepada Musa bin Imran.

Peran malaikat Jibril sebagai penyampai wahyu kepada Nabi sangatlah besar. Atas wahyu itulah, kemunculan dakwah Nabi di tengah gelapnya negeri jahiliyah lambat laun mengubahnya menjadi negeri yang penuh dengan cahaya. Wahyu yang disampaikan secara berangsur-angsur itu pun juga diimplementasikan Nabi dengan cara dakwah yang gemilang, yakni penuh kehati-hatian dan strategi.

Nabi menghabiskan waktu yang lama dalam berdakwah secara diam-diam. Kehati-hatian dalam berdakwah ini dilakukan untuk dapat menghindari penganiayaan dari kaum kafir Quraisy Makkah yang saat itu sangat memusuhi dakwah Nabi.

 

Hingga akhirnya Nabi hijrah ke Madinah dan lalu selang beberapa tahun kembali merebut Makkah dengan kemenangan. Islam pun tersebar luas, bahkan hingga ke penjuru dunia sebagaimana risalah Islam tentang rahmatan lil-alamin.

 
Berita Terpopuler