Merengkuh Pahala ke Makkah di Tengah Ancaman Covid-19

Calon jamaah umroh Indonesia sudah tak sabar beribadah ke Tanah Suci.

Republika/Prayogi
Merengkuh Pahala ke Makkah di Tengah Ancaman Covid-19. Calon Jamaah umroh berjalan menuju pintu keberangkatan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11). Ratusan jamaah diberangkatkan ke tanah suci pada Ahad (1/11). Hal ini merupakan pemberangkatan perdana setelah umroh ditutup pada februari akibat pandemi Covid-19.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Muslim mana yang menolak jika berkesempatan ke Makkah dan Madinah guna menunaikan umroh atau haji. Allah menjanjikan ganjaran pahala ratusan kali lipat ketika melakukan ibadah disana. Sayangnya, pandemi Covid-19 yang melanda dunia menjadi hambatan.

Baca Juga

Pemerintah Arab Saudi menutup pintu ibadah ke Tanah Suci sejak Maret tahun ini karena ganasnya Covid-19. Saudi tak mengizinkan warganya sendiri atau warga asing beribadah haji dan umroh. Bahkan sekadar sholat di Masjidil Haram hanya diizinkan bagi pengurus masjid.

Saudi melunak ketika membuka ibadah haji bagi yang tinggal di negeri kaya minyak itu. Saudi menerapkan protokol kesehatan (prokes) bagi ribuan jamaah haji hasil seleksi administrasi dan pemberian pemerintah.

Masyarakat di seluruh dunia dapat menyaksikan ibadah haji tahun ini dalam balutan prokes. Menyusul pada 1 November, Saudi akhirnya setuju menerima kedatangan jamaah umroh dari luar negaranya.

Kabar ini lantas menjadi berita menggembirakan bagi Muslim di Tanah Air. Mereka yang telah menunggu setengah tahun berharap besar bisa menunaikan umroh. Apalagi ada 59.757 jamaah umroh yang sudah mendapatkan nomor registrasi. Mereka sudah mendaftar di Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan sudah diinput dalam Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh).

Khanza Fadli jadi salah satu yang beruntung bisa ikut dalam rombongan umroh perdana asal Indonesia di masa pandemi. Khanza berangkat lewat Kano Mas Travel pada Ahad (1/11). Fadli mendaftar umroh pada bulan lalu setelah tahu Kano Mas membuka keberangkatan umroh.

"Kebetulan, alhamdulilah saya bisa berkesempatan ikut dalam rombongan ini," kata Fadli pada Ihram.co.id di Terminal 3 Bandara Soetta jelang keberangkatannya, Ahad (1/11).

Pria asal Jakarta itu telah memperoleh sosialisasi dan edukasi mengenai prokes selama umrah. Ia siap mematuhi prokes diantaranya pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan sejak sebelum berangkat, setibanya di Tanah Suci hingga kembali ke Indonesia. 

 

Fadli yang berangkat umroh mengenakan batik itu mengaku sudah mengikuti tes PCR dan hasilnya negatif. Sehingga segala persyaratan administrasi keberangkatannya lengkap.

"Ini jadi umroh pertama bagi saya, akan jadi pengalaman karena di tengah Covid-19. Bangga juga saya jadi rombongan perdana. Harapannya ibadah ini berjalan lancar," ujar pria berusia 21 tahun tersebut.

Fadli menganggap keberangkatan umrohnya sangat spesial karena selang sehari dari ulang tahunnya. Ini juga merupakan umroh perdananya. Ia berharap bisa tetap fokus beribadah disana tanpa khawatir tertular Covid-19.

"Keberangkatan kali ini seperti hadiah ulang tahun dari Allah. Bersyukur sekali bisa terpilih kesana karena nggak semua orang bisa," ucap Fadli.

Calon Jamaah umroh menunggu keberangkatan ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Banten, Ahad (1/11). Ratusan jamaah diberangkatkan ke tanah suci pada Ahad (1/11). Hal ini merupakan pemberangkatan perdana setelah umroh ditutup pada februari akibat pandemi Covid-19. - (REPUBLIKA)

Fadli tak berangkat seorang diri karena ditemani ibunya Erma Zein. Erma menceritakan berangkat umroh perdana ini bermula dari tawaran rekannya di Kano Mas.

Perempuan berusia 49 tahun tersebut tak pikir panjang saat ada tawaran itu. Erma tahu ada aturan melarang jamaah umroh berusia lebih dari 50 tahun selama pandemi. Peluang ke Tanah Suci itu direngkuh Erma.

Erma lalu segera memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk umroh di masa pandemi. Selain uang sekitar 30 juta, Erma dan Fadli perlu menyiapkan dokumen dan fisik prima.

"Ini terhitung dadakan dan sudah kangen ke Makkah. Begitu ada info itu saya mikir kapan lagi bisa kesana apalagi takut besok-besok umur sudah tidak cukup kalau aturannya nggak berubah," ujar Erma.

 

Erma menjalani semua prokes seperti tes PCR, cuci tangan, jaga jarak dan cuci tangan. Erma tak keberangkatan menaati prokes demi keselamatan semua pihak. Tes PCR-nya yang diberikan baru-baru ini menyatakan Erma negatif Covid-19 hingga melanggengkannya ke Saudi.

Sebagai manusia biasa, Erma tetap tak bisa mengusir rasa khawatirnya tertular Covid-19 selama umroh. Ia memilih terus berdoa meyakinkan diri dan memohon agar diberi keselamatan selama beribadah.

"Kekhawatiran ada tapi semua kembali ke niat ya, jangan sampai gara-gara corona nggak jadi ibadah," ujar Erma.

Petugas tour n travel merapikan koper milik calon jamaah umroh di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11). Ratusan jamaah diberangkatkan ke tanah suci pada Ahad (1/11). Hal ini merupakan pemberangkatan perdana setelah umroh ditutup pada februari akibat pandemi Covid-19. - (Prayogi/Republika)

Erma memang sudah beberapa kali menunaikan umroh. Tapi ia tetap merasa terpanggil untuk melakukannya karena ada perasaan khusus yang sulit diungkapkan ketika bisa beribadah di Makkah dan Madinah.

"Mungkin nggak bisa cium Hajar Aswad tapi pahala disana tinggi ratusan kali lipat nggak kebayang kalau ngumpulin disini berapa lama. Kebahagiaan kesana nggak bisa diungkapkan," kata Erma. 

Hari ini ada 360 jamaah umrah Indonesia yang berangkat ke Saudi. Mereka jadi bagian dari kuota umrah harian sebanyak 20 ribu yang ditetapkan Saudi. Mayoritas dari jamaah merupakan pengelola travel umroh yang ingin menimba pengalaman umroh di masa pandemi. 

 
Berita Terpopuler