Bom Bunuh Diri di Pusat Pendidikan di Kabul, 24 Orang Tewas

Melalui Twitter, juru bicara Taliban membantah terlibat dalam serangan tersebut.

AP
Pemerintah Afghanistan mengatakan bom bunuh di pusat pendidikan Kabul menewaskan 24 orang. Sebagian besar korban adalah remaja dan siswa. Bom tersebut juga melukai puluhan orang lainnya.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan mengatakan bom bunuh di pusat pendidikan Kabul menewaskan 24 orang. Sebagian besar korban adalah remaja dan siswa. Bom tersebut juga melukai puluhan orang lainnya.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian mengatakan pasukan keamanan sudah mengidentifikasi pelaku pengeboman yang meledak di depan pusat Kawsar-e Danish. Kementerian Kesehatan melaporkan sebagian besar korban berusia 15 hingga 25 tahun.  

Sementara kementerian dalam negeri mengatakan serangan itu melukai 57 orang. Melalui media sosial Twitter, juru bicara Taliban membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Serangan tersebut terjadi tepat saat tim perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan bertemu dalam perundingan perdamaian permanen di Qatar. Di aplikasi kirim pesan, Telegram, kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Ada banyak orang yang mencari anggota keluarga mereka di rumah sakit. Mereka menelusuri kantong-kantong jenazah para korban tewas. Sementara petugas membawa korban luka dengan tandu.

Serangan yang dikecam NATO dan pemerintah Afghanistan itu terjadi di bagian barat Kabul. Tempat banyak warga muslim Syiah tinggal. Mereka minoritas muslim di Afghanistan dan kerap diincar oleh ISIS.

Pada tahun 2018 lalu juga terjadi serangan di pusat pendidikan yang menewaskan puluhan siswa. Salah seorang guru Kawsar-e Danish yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan ia dan staf guru terkejut dengan serangan tersebut.

Sebab tempatnya bekerja adalah institusi pendidikan yang membukakan jalan bagi ratusan siswa menuju pendidikan yang lebih tinggi. "Semua anak penuh dengan energi, mereka dari keluarga miskin tapi penuh harap untuk masa depan yang cerah," kata guru itu.

 
Berita Terpopuler