Tidak Ada Kasus Covid-19 Saat Umroh Hari Pertama

Tidak ada infeksi atau pelanggaran kesehatan di hari pertama umroh.

REUTERS/Yasser Bakhsh
Tidak Ada Kasus Covid-19 Saat Umroh Hari Pertama. Foto Masjidil Haram saat kelompok pertama umat muslim mulai diperbolehkan melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyatakan keberhasilan hari pertama umroh, Ahad (4/10). Saudi memutuskan melanjutkan umrah setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena wabah virus Covid-19.

Baca Juga

Dilansir di Asharq Al-Awsat, Senin (5/10), Kementerian mengumumkan tidak ada infeksi maupun pelanggaran kesehatan yang dilaporkan, pada hari pertama dimulainya kembali umroh di Makkah.

Arab Saudi mengizinkan warga dan penduduknya mulai melakukan umroh dengan kapasitas 30 persen, atau 6.000 jemaah sehari. Izin ibadah umroh akan terbuka untuk Muslim dari luar negeri mulai 1 November.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Abdulfattah bin Sulaiman Mashat, mengatakan semua pihak berwenang yang terlibat dalam penyelenggaraan umroh, berhasil melaksanakan rencana yang disusun di tengah keadaan luar biasa akibat pandemi. Nol infeksi yang dilaporkan, ditujukan pada keberhasilan dan upaya pihak terkait dalam menjaga kesehatan dan keamanan jamaah. Langkah-langkah kesehatan ketat yang telah diadopsi sejak jamaah tiba di lima pusat pertemuan, juga menjadi salah satu faktor keberhasilan.

"Kerja sama inilah yang memungkinkan hari pertama umroh berlalu dengan lancar dan tenang," kata dia.

Dengan mengorganisir jamaah di pusat-pusat pertemuan, dinilai memungkinkan penyelenggara melakukan verifikasi izin mereka secara akurat. Tak hanya itu, pihak berwenang dapat melakukan pelacakan selama mereka tinggal di Makkah.

 

 

Usai melakukan cek kesehatan di titik pertemuan, jamaah dipandu bersama menuju Masjidil Haram. Perjalanan ke Masjid Agung ini didampingi seorang pemandu kesehatan.

Mashat mengatakan lebih dari 200 ribu izin umroh telah diproses dan dikeluarkan. Pihak berwenang tidak akan berhenti mengeluarkannya sampai jumlah jamaah yang diizinkan tercapai.

Ibadah umroh rencananya akan diatur kembali ke kapasitas penuh dengan menjalankan tiga tahap bertingkat. Di tahap pertama, akan ada 1.000 jamaah yang melaksanakan ibadah dan akan berjalan hingga 14 hari.

Setelah itu, 15 ribu jamaah akan ditampung setiap hari selama dua minggu. Kapasitas operasional Masjidil Haram akan pulih sepenuhnya setelah empat minggu, tergantung penyebaran dan kasus terkonfirmasi.

Juru bicara resmi otoritas kesehatan Makkah, Hamad al-Otaibi, mengatakan jika dugaan infeksi terdeteksi saat jamaah beribadah, maka ia akan segera dirujuk ke pusat kesehatan terdekat dan menjalani tes. Presidensi Umum untuk urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi para peziarah.

Sebanyak 400 pekerja dikerahkan untuk melakukan disinfeksi Masjidil Haram, 15 menit setelah setiap gelombang jamaah keluar dari tempat. Ini berarti, mereka akan membersihkan daerah tersebut sepuluh kali per hari.

Sebanyak 900 liter cairan penyanitasi tangan atau hand sanitizer, 1.000 liter sabun karpet cair, serta 2.500 liter cairan desinfektan permukaan akan digunakan setiap hari selama fase pertama haji.

https://english.aawsat.com/home/article/2546541/no-virus-cases-saudi-arabia-successfully-resumes-umrah

 

 

 
Berita Terpopuler