Pengamat: Indonesia Harus Berani Buka Hubungan dengan Israel

Pengamat sebut buka hubungan dengan Israel mudahkan diplomasi kemerdekaan Palestina

AP/Majdi Mohammed
Palestina mengibarkan bendera nasional selama protes terhadap normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, di kota Ramallah Tepi Barat, Selasa, 15 September 2020.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat bidang militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan Indonesia harus berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini merupakan upaya untuk memudahkan Indonesia melakukan diplomasi dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.

"Sudah saatnya Indonesia bertindak konkret agar bisa lebih memahami Israel dengan membuka hubungan diplomatik sehingga ada diskusi lebih lanjut," ujar Connie, Sabtu (26/9).

Connie menyatakan Indonesia tidak mungkin dapat berperan secara konkret dalam mendamaikan Israel dan Palestina jika hanya condong ke salah satu pihak. Dia menilai normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dengan Israel jangan dipandang sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kemerdekaan Palestina.

Tidak menutup kemungkinan semakin banyak negara-negara Arab yang membuka hubungan dengan Israel, maka kemerdekaan Palestina dapat segera terwujud. Connie mengatakan dengan membuka hubungan diplomatik maka kedua negara dapat saling memahami satu sama lain.

"Indonesia sebagai negara mayoritas Islam dan besar, bisa buka hubungan diplomatik dengan Israel agar bisa memahami seluk beluknya," ujarnya.

Di sisi lain, Israel merupakan salah satu negara yang memiliki teknologi pertahanan dan kemampuan militer sangat canggih. Hal ini yang membuat negara-negara Arab pada akhirnya membuka mata dan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga

Pengamat hubungan internasional Timur Tengah Dina Y. Sulaeman mengatakan cara Indonesia membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina adalah dengan cara diplomasi, bukan membuka hubungan kepada Israel. Senjata Indonesia untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel adalah dengan tekanan diplomatik.

"Senjata kita adalah tekanan diplomatik. Bayangkan, jika kita (Indonesia) sebagai negara Muslim terbesar membuka hubungan diplomatik dengan Israel, maka secara resmi upaya diplomatik kita akan kalah," ujar Dina.

Menurut Dian, apabila Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel maka upaya Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina di PBB akan sia-sia. Dian sepakat dengan posisi pemerintah yang mendukung kemerdekaan Palestina.

 
Berita Terpopuler