Banjir dan Longsor Terjang Sembilan Desa di Aceh

Banjir merendam rumah warga Aceh dengan kedalaman 30-50 sentimeter.

Republika/Putra M. Akbar
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, banjir sedalam setengah meter dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem menerjang sembilan desa di lima kecamatan, Aceh Barat Daya, Rabu (23/9) (Foto: ilustrasi banjir)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, banjir sedalam setengah meter dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem menerjang sembilan desa di lima kecamatan, Aceh Barat Daya, Rabu (23/9). Banjir dengan kedalaman 30 hingga 50 centimeter yang melanda delapan desa, di antaranya Mata Le dan Alue Mangota di Kecamatan Blangpidie, merendam rumah warga.

"Siang tadi sekitar pukul 13.10 WIB, terjadi banjir yang merendam delapan desa, dan longsor satu titik menimbun badan jalan lintas nasional satu desa di Abdya (Aceh Barat Daya)," ucap Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi, di Banda Aceh, Rabu.

Kemudian tiga desa di Kecamatan Tangan-tangan, yakni Gunung Cut, Padang Kawa, dan Blang Padang. Lalu dua desa di Kecamatan Manggeng, yaitu Tokoh I, dan Padang, serta Desa Tokoh II di Kecamatan Lembah Sabil.

"Akibat longsoran pada badan jalan nasional di Desa Gunung Samarinda, Kecamatan Babahrot, sempat tidak bisa dilalui oleh kendaraan," tuturnya.

Ia mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Daya telah menurunkan tim reaksi cepat untuk meninjau langsung kondisi banjir yang terjadi. Selain itu, tim ini juga langsung berkoordinasi untuk menurunkan alat berat demi membersihkan berbagai material tanah longsor yang menimpa jalan nasional di Desa Gunung Samarinda.

"Untuk korban terdampak, pengungsi, dan korban jiwa masih dalam pendataan tim BPBD Abdya. Hingga kini, banjir masih menggenangi rumah warga di beberapa kecamatan," jelas Sunawardi.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler