Berkenalan dengan Petualang Wanita Arab Saudi

Azza Al-Rashidi menjadi satu-satunya wanita dalam tim penjelajah gurun.

Arab News
Berkenalan dengan Petualang Wanita Arab Saudi. Azza Al-Rashidi menjadi satu-satunya wanita dalam tim penjelajah dari berbagai belahan dunia yang bergabung dengan ekspedisi ke Empty Quarter. Rub
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Azza Al-Rashidi menjadi satu-satunya wanita dalam tim penjelajah dari berbagai belahan dunia yang bergabung dengan ekspedisi ke Empty Quarter. Rub' al Khali atau disebut The Empty Quarter, merupakan gurun pasir yang meliputi sepertiga selatan Jazirah Arab. 

Baca Juga

Gurun ini meliputi wilayah seluas 650 ribu kilometer persegi. Luas gurun ini mencakup sebagian wilayah Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yaman.

Pengalaman Al-Rashidi melintasi Empty Quarter dalam 26 hari digambarkannya sebagai mimpi yang menjadi kenyataaan. Perjalanannya ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi yang lain, terutama wanita untuk mengikuti jejaknya dan menjelajahi keajaiban hamparan gurun pasir yang luas.

Sosok wanita Arab Saudi yang ambisius dengan jiwa petualangan yang kuat ini menjelajahi Empty Quarter pada 2019. Kini, ia mengungkapkan keinginannya kembali bergabung dengan tim ekspedisi ke Empty Quarter.

"Bumi adalah titik awal saya, dan ambisi saya melampaui langit, tekad dan kepercayaan diri mendayung perahu saya di lautan pencapaian. Saya terlahir sebagai petualang. Saya selalu memiliki rasa petualangan yang kuat sejak saya bisa mengingatnya. Saya hidup untuk petualangan dan pengalaman seperti itu," ujar Al-Rashidi kepada Arab News, Rabu (26/8).

Dia mengungkapkan, menjelajahi hamparan pasir misterius itu merupakan impian seorang petualang. Latar belakangnya dalam ilmu sosial telah memicu keingintahuannya lebih jauh terhadap gurun tersebut. Ia mengatakan, berdiri di gurun Empty Quarter, lantas mempelajari lingkungan alamnya dan menemukan sejarah geologis purba mewakili keinginan setiap pelancong dan petualang.

"Menyeberanginya adalah keinginan yang terpenuhi dan keinginan saya menjelajahinya meningkat karena spesialisasi dan kualifikasi akademis saya, ilmu sosial, karena ini termasuk sejarah, geografi, sains, dan sosiologi," ujarnya.

Al-Rashidi bepergian ke sana bersama Rakayib Caravan. Ekspedisi ini adalah perjalanan pertama yang diperintahkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk dijelajahi gurun tersebut. Ia menuturkan, perjalanan pertama Rakayib adalah perjalanan yang diperintahkan oleh putra mahkota untuk menemukan Empty Quarter, setelah perjalanan yang terjadi pada zaman Raja Abdul Aziz pada 1932. Penjelajahan pada 88 tahun silam itu dilakukan oleh penjelajah Harry St. John Bridger Philby, untuk mempelajari tentang sifat geografis gurun tersebut.

 

 

"Dari sini, konvoi berangkat menyeberangi gurun ini, yang merupakan seperempat dari ukuran Kerajaan, dengan tindak lanjut dari putra mahkota, upaya pengawas dari Klub Unta, pemimpin perjalanan, Mayor Jenderal Abdul Aziz Al-Obaida, penyelenggara dan kolaborator dari Survei Geologi Saudi, dan kami, 66 petualang dan pelancong," ujarnya.

Perjalanan tersebut berlangsung selama 26 hari. Titik awalnya adalah Ubar dan titik akhirnya di Yabreen. Empat hari dari kegiatan tersebut meliputi pelatihan tentang cara menyiapkan unta untuk ditunggangi, cara memberi makan, dan tindak lanjut pemberian air untuk hewan. Pelatihan ini juga mencakup panduan tentang cara menggunakan kantung tidur, tenda, dan bahkan mempelajari kata-kata yang berkontribusi pada interaksi dengan unta.

"Saya tiba dari Jeddah dengan pesawat ke Sharourah, Najran, dan dari sana kami naik mobil yang ada di sana. Mereka mengangkut kami ke Al-Kharkhir, kami mencapai Ubar, dan kemudian kami tiba di kamp yang disiapkan untuk pertemuan peserta yang datang dari dalam Kerajaan dan dari luar," kata Al-Rashidi.

Al-Rashidi mengatakan, sebanyak 21 negara asing ikut serta dalam ekspedisi tersebut. Menurutnya, para peserta memiliki kesamaan, yakni kecintaan pada petualangan dan semangat mencapai tujuan itu.

Peserta dibagi menjadi tujuh kelompok dan diberikan instruksi dan aturan. Mereka memulai kehidupan baru di mana mereka beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari apa yang mereka ketahui dan tinggali.

Mereka memiliki tiga hari pendakian, dan satu hari berkemah untuk istirahat dan mengisi ulang tenaga. Mereka memulai hari pertama dengan menempuh jarak sejauh 15 Km dengan unta. Jarak tempuh bertambah dari 30 menjadi 45 Km dalam dua hari terakhir. Mereka kemudian mengakhiri perjalanan dengan melintasi jarak 55 Km dan menempuh perjalanan selama delapan jam sehari.

Perjalanan dimulai pukul 07.30 dan berlanjut hingga matahari terbenam, dan ada waktu istirahat satu jam di siang hari. Selama perjalanan, mereka tiba dari Ubar ke daerah-daerah sumur air yang kaya mineral di wilayah itu, seperti Bir Nifa dan pos-pos lain tempat karavan singgah. Mereka mengikuti rutenya hingga sampai di Yabreen.

"Itu menakjubkan. Melihat dimensi gurun ini membuat saya kagum, karena daratannya adalah dasar dari Samudra Tethys, yang telah surut selama berbagai masa geologi Bumi, meninggalkan bukti adanya siput, cangkang, fosil, dan jutaan serangga. Gurun yang memiliki empat medan pasir terbesar di dunia, yang tingginya mencapai antara 250 hingga 300 meter," katanya.

Di akhir perjalanan, para petualang diterima oleh wakil gubernur Provinsi Timur, Pangeran Ahmed bin Fahd bin Salman. Al-Rashidi juga menerima sertifikat kehormatan, sebuah medali, dan medali Rakayib Caravan. 

 

 

 
Berita Terpopuler