Happy Hypoxia Bisa Usik Pasien Covid-19 Ringan-Berat

Happy hypoxia ditandai dengan rendahnya saturasi oksigen tanpa ada keluhan pasien.

Antara/M Agung Rajasa
Petugas medis membawa pasien Covid-19 ke ruang isolasi (Ilustrasi). Pasien Covid-19 bisa mengalami hipoksia tanpa disadari. Kondisi ini disebut sebagai happy hypoxia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter paru Rumah Sakit (RS) Persahabatan dr Andika Chandra Putra PhD SpP menduga, fenomena klinis happy hipoxia dapat terjadi pada semua panderita Covid-19, baik penderita Covid-19 dengan gejala berat, sedang maupun ringan. Happy hipoxia ditandai dengan rendahnya saturasi oksigen, namun orang yang mengalaminya tak merasakan keluhan apapun.

"Semuanya bisa kena happy hipoxia," kata Andika melalui sambungan telepon dengan Antara Jakarta, Senin.

Andika mengatakan bahwa normalnya saturasi oksigen dalam darah di atas 95 persen. Tetapi, pada pasien-pasien dengan happy hipoxia, kadar saturasinya bisa di bawah itu tanpa menunjukkan gejala seperti sesak napas.

"Jadi enggak ada keluhan yang terkait dengan respirasi. Jadi mungkin pasien mengeluh batuk-batuk. Tetapi pasien enggak mengeluh sesak napas. Kalau kita periksa oksigen dalam darahnya rendah sekali," jelas Andika.

Baca Juga

Orang yang mengalami happy hipoxia alias silent hypoxia cenderung memiliki kesadaran yang baik meskipun saturasi oksigennya rendah sekali. Bahayanya, menurut Andika, pasien Covid-19 yang dianggap kondisinya baik ini bisa sewaktu-waktu memburuk.

"Dapat terjadi penurunan oksigen yang cepat sehingga bisa menyebabkan kematian," kata Andika.

Pasien Covid-19 yang mengalami happy hipoxia perlu mendapatkan penanganan segera. Dengan begitu, kekurangan oksigen dalam darahnya dapat diatasi lebih cepat sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.

 
Berita Terpopuler