'Plasma Konvalesen Bantu Pasien Covid-19 Lepas Ventilator'

Selain terapi plasma, pasien Covid-19 tetap mendapat terapi utama seperti antivirus.

EPA-EFE/Bienvenido Velasco
Terapi plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut bisa membantu perawatan pasien Covid-19. Sejumlah negara telah mempraktikkan terapi plasma darah termasuk Indonesia.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dr Dwi Novianingtyas mengatakan terapi pengobatan Covid-19 dengan menggunakan plasma konvalesen memberikan respons baik pasien. Terapi itu membantu pasien terlepas dari ketergantungan ventilator.

Baca Juga

"Sejauh ini pemberian plasma memberikan respons yang baik pada pasien-pasien yang kami rawat. Pada pasien on ventilator bisa membantu proses weaning," kata Dwi kepada ANTARA, Jakarta, Senin (22/6).

Weaning adalah penyapihan atau pelepasan alat bantu pernapasan atau ventilator secara bertahap kepada pasien. Dengan terapi plasma konvalesen membantu perbaikan oksigenasi pada pasien yang impending respiratory failuresehingga pasien tidak perlu sampai terpasang ventilator.

Tetapi, Dwi mengatakan semua pasien pasti tetap mendapatkan terapi utama Covid-19 seperti antivirus dan multivitamin sesuai dengan panduan. Dwi menuturkan terapi plasma konvalesen hanya bersifat sebagai terapi komplemen atau tambahan.

"Jadi secara garis besar terapi plasma bekerja secara sinergis dengan terapi utama Covid-19," tuturnya.

Hasilnya, pasien yang melakukan terapi plasma konvalesen juga tergantung dengan faktor komorbid pasien atau penyakit penyerta yang dimiliki pasien.

"Semakin banyak komorbid maka prognosis juga makin tidak baik," tutur Dwi.

 
Berita Terpopuler