Nokia Berencana PHK 1.233 Pegawai di Prancis

Perampingan dinilai Nokia penting di tengah tekanan persaingan pasar.

Nokia
Rep: Rizkyan Adiyudha Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Nokia berencana memangkas 1.233 pekerjaan pada anak perusahaan mereka  di Perancis, Alcatel-Lucent International. Perampingan itu artinya sama dengan setara dengan sepertiga dari tenaga kerja lokal mereka.

Baca Juga

Seperti diwartakan Reuters, Senin (22/6) Nokia memandang perampingan itu diperlukan dan sangat penting mengingat tekanan akan pengeluaran dalam persaingan pasar. Nokia saat ini tengah bersaing dengan Ericsson dan Huawei terkait pengembangan jaringan 5G.

Nokia membeli Alcatel-Lucent International lima tahun lalu. Pembelian itu memiliki klausul untuk mempertahankan peluang pekerjaan dan memperluas tim penelitian dan pengembangan di negara tersebut.

Nokia mengatakan keputusan perampingan ini akan sangat berdampak pada fungsi riset dan pengembangan mereka. Namun, perusahaan asal Finlandia itu mengaku akan terus mengembangkan bisnis di Prancis.

"Nokia akan terus menjadi perusahaan besar di Prancis dengan pijakan kuat dalam R&D, penjualan dan layanan, yang akan memungkinkan kami untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek pelanggan kami secara efisien," kata Presiden Nokia di Prancis, Thierry Boisnon.

Secara keseluruhan, Nokia mempekerjakan 5.138 orang di Perancis. Sebanyak 3.640 orang di antaranya bekerja untuk Alcatel-Lucent International.

Entitas tersebut adalah bagian dari grup Alcatel-Lucent sebelum diakuisisi oleh Nokia pada 2015 lalu. Pembelian perusahaan tersebut mencapai nilai kesepakatan sebesar 17,5 miliar dolar AS.

Merger itu diteliti dengan cermat oleh pemerintah Prancis dan menteri ekonominya saat itu, Emmanuel Macron. Saat ini Macron telah menjadi presiden Prancis.

Pada saat perjanjian pembelian, Nokia berkomitmen untuk mempertahankan pekerjaan di Prancis selama dua tahun. Mereka juga berencana memperluas tim penelitian dan pengembangan di negara itu untuk menjadikannya sumber daya utama dalam grup untuk generasi berikutnya dari teknologi 5G.

 
Berita Terpopuler