Harga Garam Rendah, Semangat Petambak Menurun

Harga garam petambak Rp 450-Rp 600 per kg, di bawah harga normal Rp 800 per kg.

Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi). Memasuki musim produksi garam 2020, semangat petambak untuk kembali menggarap lahannya menurun akibat rendahnya harga garam sepanjang 2019 hingga pertengahan 2020 ini.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki musim produksi garam 2020, semangat petambak untuk kembali menggarap lahannya menurun. Hal itu akibat rendahnya harga garam sepanjang 2019 hingga pertengahan 2020 ini.

Baca Juga

Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik, menyebutkan, luas lahan tambak garam di Jawa Barat ada sekitar 5.500 hektare. Dari luas lahan itu, hanya satu dua petambak yang sudah mulai kembali menggarap lahannya.

Taufik mengatakan, hal tersebut karena petambak dan para pekerja tambak beberapa waktu terakhir disibukkan dengan panen padi. Selain itu, semangat petambak untuk menggarap tambak garam mereka juga menurun drastis.      

"Penyebabnya ya karena harga garam yang rendah," Taufik saat dihubungi Republika, Senin (22/6). Taufik menyebutkan, pada 2019, harga garam di tingkat petambak di kisaran Rp 150 hingga Rp 200 per kg. Harga tersebut sangat merugikan petambak.

Sementara harga garam saat ini, Taufik mengakui sudah ada peningkatan dibandingkan 2019. Yakni, di kisaran Rp 450 hingga Rp 600 per kg di tingkat petambak, tergantung kualitas garamnya.

‘’Walau sudah naik, tapi harga di kisaran itu masih tetap terbilang sangat rendah. Harga normalnya untuk musim sekarang (di mana produksi garam belum dimulai-Red) semestinya bisa di kisaran Rp 800 per kg," kata Taufik.

Seorang petambak garam di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Robedi, mengakui, harga garam yang murah membuat petambak kurang bersemangat menggarap lahan mereka kembali. "Sejak dari 2019, harga garam rendah, sedangkan produksinya berlimpah," kata Robedi.

Robedi menyebutkan, harga garam petambak di daerahnya saat ini sekitar Rp 400 per kg. Harga itu sedikit naik dibandingkan Maret lalu yang masih Rp 350 per kg. Namun, harga saat ini tetap lebih rendah dibandingkan harga normal sehingga membuat petambak kesulitan modal.

Menurut Robedi, rendahnya harga garam petambak itu disebabkan masih adanya garam impor. "Keberadaan garam impor membuat harga garam petambak jadi tertekan," ucap Robedi.

 

 
Berita Terpopuler