Stilistika Alquran, Rupa Modern Kajian Sastra Qurani Klasik

Stilistika Alquran merupakan wajah modern dari kajian sastra klasik.

Republika/Mahmud Muhyidin
Stalistika Alquran merupakan wajah modern dari kajian sastra klasik. Ilustrasi kitab tafsir Alquran.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh, Prof Syihabuddin Qalyubi

Baca Juga

 

Alquran sebagai sumber utama ajaran Islam yang shālih li kulli zamān wa makān (sesuai dengan tuntutan waktu dan tempat), menjadi objek material kajian yang sangat menarik untuk senantiasa diteliti. 

Peneliti dan penafsir yang satu bisa menghasilkan penafsiran berbeda dari peneliti atau penafsir lainnya, yang dikarenakan waktu, tempat, dan atau metode yang digunakannya berbeda.  

Amin al-Khuli, guru besar dalam bidang bahasa dan sastra di Universitas Kairo Mesir, mengemukakan dua metode analisis Alquran; dirāsah mā fi al-nash (studi internal teks) dan dirāsah mā haula al-nash (studi eksternal/di sekitar teks).

Stilistika adalah metode linguistik yang analisisnya menitikberatkan pada studi internal teks, sekalipun dalam perkembangannya juga menjangkau aspek eksternal teks.   

Stilistika diambil dari kata style (bahasa Inggris = gaya) berasal dari bahasa Yunani  stylos atau stilus dalam bahasa Latin. Secara umum makna stilos adalah wujud sesuatu, misalnya bentuk arsitektur  yang memiliki ciri sesuai dengan karakteristik ruang dan waktu. Sedangkan stilus bermakna alat untuk menulis sesuai dengan cara yang digunakan  oleh penulisnya.  

Pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian menulis indah, maka style berubah menjadi keahlian dan kemampuan menulis atau menggunakan kata-kata secara indah.  

Style secara umum adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya. Style atau gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas (Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 112)

Banyak definisi yang dikemukakan para ahli di antaranya  Kridalaksana, Kamus Linguistik (1982:159)  Stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra, ilmu interdisipliner linguistik dan sastra atau penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa.  

Founding fathers keilmuan ini adalah Charles Bally, seorang linguis Perancis. Bally, ia memasukkan stilistika pada studi bahasa yang dipergunakan dalam bahasa kehidupan sehari-hari untuk memenuhi tujuan hidup sendiri. Menurutnya, Stilistika adalah studi efek-efek ekspresif dan mekanisme dalam semua bahasa “la langue de tout le monde” (bahasa semua manusia/ seluruh dunia).  

Dalam tradisi Arab ilmu ini dikenal dengan ‘ilm al-Uslūb  atau al-Uslūbiyyah. Bangsa Arab sebagai bagian dari  komunitas dunia memiliki kekhasan bahasa  dalam mengungkapkan gagasan, citra, dan rasanya. Pada masa pra-Islam dikenal karya-karya puisi bernilai tinggi yang mereka gelar di Pasar Ukaz ataupun di sekitar Ka'bah.   

Pada masa Islam, Alquran turun dengan bahasa lisan yang banyak memilih  kata-kata dan style penuturan yang lebih  mengena dan memudahkan dalam penghafalan, seperti pengulangan kata atau kalimat, penggunaan lawan kata, keserasian bunyi akhir, dan sebagainya.  

membaca Alquran (ilustrasi) - (PPPA Daarul quran)

Pemilihan kata dan style penuturan yang khas ini banyak mengejutkan para pujangga Arab saat itu. Di antara pujangga Arab yang terkagum dengan kekhasan style Alquran adalah Al-Walid bin Al-Mughirah, sebagaimana digambarkan dalam Alquran (QS Al-Mudatsir/74: 18 -25).  

Stilistika pada tradisi Arab, embrionya ada sejak zaman sahabat, lalu berkembang  bersamaan dengan derap ekspansi Islam ke luar jazirah Arab. Respons non Arab terhadap ajaran Islam sangat marak bersamaan dengan maraknya kajian-kajian sumber Islam melalui media bahasanya, maka muncullah para linguis yang andal, seperti al-Farra  al-Jahiȥ, al-Rumani, al-Khathabi, al-Baqilani, al-Jubbai, dan al-Qaḍi Abd Al-Jabbar. Mereka mengemukakan teori-teori stilistika dalam format balaghah terutama dalam kemasan al-Nazhm.  

Ada beberapa teori yang dikembangkan mirip dengan yang berkembang di stilistika Barat, misalnya teori al-Baqilani (abad ke-4 H) bahwa setiap penyair memilki gaya sendiri. Teori tersebut mirip teori Buffon: le style c'est l'homme mȇme (style adalah orangnya itu sendiri).  

Teori stilistika dalam kemasan al-Nazhm mencapai puncaknya pada masa al-Jurjani (w 471 H. ) terutama dalam kedua bukunya Dalā'il al-I'jāz dan Asrār Al-Balāghah. Ia telah meletakan pondasi teori-teori stilistika mendahului teori yang dikemukakan Charles Bally (1865-1947) atau ahli stilistika Barat lainnya sehingga tidak berlebihan jika Abdul Qahir al-Jurjani disebut sebagai peletak dasar fondasi stilistika. 

Adapun teori tersebut dapat diintisarikan sebagai berikut ini: 

a. Nazhm adalah saling keterkaitannya  antara unsur-unsur kalimat, salah satu unsur dicantumkan atas unsur lainnya, dan salah satu unsur ada disebabkan ada unsur lainnya. 

b. Kata dalam nazhm mengikuti makna, dan kalimat itu tersusun dalam ujaran karena maknanya sudah tersusun terlebih dahulu dalam jiwa. 

c. Kata harus diletakkan sesuai dengan kaidah gramatikanya sehingga semua unsur diketahui fungsi yang seharusnya dalam kalimat.

d. Huruf-huruf  yang menyatu dengan  makna, dalam keadaan terpisah, memiliki karateristik tersendiri sehingga semuanya diletakkan sesuai dengan kekhasan maknanya, misalnya huruf ما / diletakkan untuk makna negasi dalam konteks sekarang, huruf  لا / lām diletakkan untuk  makna negasi dalam konteks future

e. Kata bisa berubah dalam bentuk ma'rifah, nakirah, pengedepanan, pengakhiran, حذف /ellipsis, dan repetisi. Semua diperlakukan pada porsinya dan dipergunakan sesuai dengan yang seharusnya. 

f. Keistimewaan kata bukan dalam banyak sedikitnya makna, melainkab dalam peletakannya sesuai dengan makna dan tujuan yang dikehendaki kalimat.   

Apa yang dikemukakan al-Jurzani ini adalah sebagian kecil dari mahakaryanya yang tersebar dalam berbagai buku. Ia telah menganalisis fungsi bunyi, kata dalam kalimat, dan fungsi semuanya dalam mengantarkan makna. Di dalamnya, diterangkan tentang pemilihan huruf, pemilihan kata, dan fungsinya dalam kalimat.  

Pada masa modern stilistika Arab dipelopori Ahmad al-Syayib dan Amin al-Khuli dengan menggunakan istilah ilm al-uslûb atau al-uslûbiyyah. Dalam perkembangannya terjadi tarik menarik antara yang berpegang teguh pada turast (tradisi lama) dan yang membuka lebar-lebar pengaruh stilistika Barat. Namun, kedua pihak sepakat bahwa ilm al-uslub huwa ibn syar’iy li al-balâghah (stilistika adalah anak sah al-balaghah).

Membaca Alquran (ilustrasi) - (Muhammad Rizki Triyana (Republika TV))

Pada masa kontemporer ilm al-Uslûb tidak hanya digunakan untuk menganalisis teks-teks kitab suci dan karya-karya klasik saja, tetapi juga untuk menganalisis wacana jurnalistik, politik dan yang lainnya.

Merujuk pada pengertian stilistika di atas, maka stilistika Alquran adalah ilmu yang mengkaji  bahasa yang digunakan di dalam Alquran. Aspek-aspek yang menjadi ranah kajian dalam stilistika Alquran sama dengan aspek-aspek dalam stilistika pada umumnya. Dalam buku 'Stilistika Bahasa dan Sastra Arab', penulis menerangkan lima aspek kajian (khams mustawayat) stilistika yang kesemuanya itu juga menjadi ranah kajian stilistika Alquran, yaitu:

1. Al-mustawā al-shauti (aspek fonologi)

2. Al-mustawā al-dharfi (aspek morfologi)

3. Al-mustawā al-dahwi (aspek sintaksis)

4. Al-mustawā al-dalāli (aspek semantik)

5. Al-mustawā al-tashwīri (aspek imageri)

Adapun metode analisis stilistika Alquran, pertama menentukan surat dari Alquran yang akan menjadi objek material atau menentukan temanya seperti kisah Ibrahim AS dalam Alquran, Kisah Nabi Yusuf dalam Alquran dan sebagainya. Langkah selanjutnya mengkaji surat atau tema yang ditentukan dengan kelima aspek di atas.  

Namun untuk mengkaji kisah dalam Alquran perlu ditambahkan yang biasa dipakai untuk mengkaji kisah pada umumnya, antara lain, kajian tokoh dan penokohan, kajian dialog dan kajian alur. Diusahakan kelima aspek tersebut bisa saling menyapa, sehingga makna surat atau tema-tema itu tergambarkan dalam suatu struktur yang utuh.

*Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 
Berita Terpopuler