RI Produksi Ventilator, Jokowi: Diekspor Jika Domestik Cukup

Kapasitas produksi ventilator dalam rentang 200-1.000 unit selama satu bulan.

ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Presiden Joko Widodo
Rep: Sapto Andika Candra  Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kemampuan periset dan industri dalam negeri untuk memproduksi alat kesehatan secara mandiri. Pekan ini, presiden meluncurkan 55 produk hasil riset untuk mempercepat penanganan Covid-19. 

Baca Juga

Salah satunya adalah ventilator atau alat bantu napas yang tentu dibutuhkan bagi pasien Covid-19 dengan tingkat keparahan yang tinggi. Kendati sudah mampu memproduksi ventilator sendiri, Jokowi menegaskan, produknya akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam negeri. 

Bila jumlahnya mencukupi untuk kebutuhan domestik, produsen ventilator lokal boleh mengekspornya. "Ternyata kita bisa membuatnya sendiri tak perlu impor. Saya rasa ini menajdi kebanggaan kta semua karena bisa diproduksi dalam negeri. Baru kalau di dalam sudah bisa mencukupi bisa kita ekspor ke negara lain," ujar Presiden dalam video yang diunggahnya di akun media sosial resmi, Jumat (22/5). 

Kapasitas produksi ventilator dalam rentang 200-1.000 unit selama satu bulan. Ventilator ini diproduksi oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), serta purwa rupa lain yang diproduksi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bekerja sama dengan PT Len Industri dan PT Dharma Polimetal. 

Selain ventilator, ada juga real time PCR test kit yang diproduksi oleh PT Bio Farma serta alat uji cepat atau rapid test yang diproduksi oleh PT Hepatika Matarama, BPPT, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. 

"Saya berharap hasil riset dan inovasi dalam negeri ini dapat berlanjut hingga tahap produksi massal untuk kebutuhan domestik," kata Jokowi. 

 
Berita Terpopuler