Jerman Diperingatkan Tingkat Penularan Virus Corona

Sejumlah rumah jagal di Jerman jadi klaster penyebaran virus corona.

EPA-EFE/RONALD WITTEK
Pengunjung menggunakan masker berjalan di area kebun binatang di Landau, Jerman, Rabu (22/4). Sejak 20 April 2020 kebun binatang di negara bagian Rhineland-Palatinate diizinkan untuk kembali dibuka di bawah aturan keamanan yang ketat untuk memperlambat pandemi penyakit COVID-19 yang sedang berlangsung
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah lembaga penelitian ilmiah memberikan peringatan kepada pemerintah Jerman mengenai tingkat penularan virus corona. Mereka mengatakan, jika tingkat penularan virus berada dalam tingkat R, selama tiga hari berturut-turut maka pemerintah tidak perlu khawatir.

Baca Juga

Apabila tingkat penularan di atas R1.0 berarti secara statistik, satu orang yang terinfeksi telah menularkan virus ke lebih dari satu orang. Lars Schaade dari Robert Koch Institute (RKI) mengatakan, jika tingkat R naik di atas 1,2 atau 1,3 selama beberapa hari maka pemerintah perlu khawatir.

Schaade mengatakan, semakin banyak jumlah keseluruhan infeksi maka dampak pandemi akan semakin besar. Misalnya saja seperti kasus penularan virus corona yang terjadi di rumah jagal dalam beberapa waktu terakhir.

"Jika angka desimal kedua di atas 1 itu belum kritis. Tetapi semakin tinggi angka desimal seperti 1,2 atau 1,3 dalam periode waktu yang lebih lama, maka kita harus waspada dan mengambil langkah untuk melawannya," ujar Schaade, dilansir BBC.

Sebelumnya, ratusan pekerja di sejumlah rumah jagal telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Sebagian besar pekerja berasal dari Eropa Timur. Salah satu rumah jagal di Coesfeld, North Rhine Westphalia dilaporkan ada 260 kasus infeksi virus corona. Kini, ribuan tes sedang dilakukan di seluruh rumah jagal di Jerman.

Pada Selasa, RKI mengatakan bahwa total kematian di Jerman akibat virus corona mencapai 7.533. Rata-rata jumlah kematian per hari dalam sepekan terakhir adalah antara 100 hingga 200. Sementara itu, jumlah kematian di beberapa negara Eropa lainnya terutama Italia, Inggris, dan Spanyol jauh lebih tinggi. 

 
Berita Terpopuler