Laba Bersih Kuartal Pertama Aramco Menurun 25 Persen

Aramco berupaya menjaga produksi minyak mereka sekitar 9,7 juta barel per hari.

AP Photo/Amr Nabil
Debut Aramco saat pertama kali melantai di bursa efek Arab Saudi pada 11 Desember 2019. Saudi Aramco melaporkan adanya penurunan laba bersih di kuartal pertama sebesar 25 persen.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Perusahaan minyak nasional Arab Saudi Aramco melaporkan adanya penurunan laba bersih di kuartal pertama sebesar 25 persen. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis sebelumnya.

Baca Juga

Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh rendahnya harga minyak mentah belakangan ini. Pandemi Covid-19 membuat permintaan terhadap minyak mentah lebih rendah sehingga berdampak pada menurunnya harga minyak mentah.

"Kami menduga dampak pandemi Covid terhadap permintaan energi dan harga minyak dunia memengaruhi pendapatan kami," jelas CEO Aramco Amin Nasser, seperti dilansir Reuters.

Laba bersih Aramco jatuh menjadi 62,48 miliar riyal atau sekitar Rp 247,7 triliun setelah dipotong zakat dan pajak hingga 31 Maret. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis yaitu sekitar Rp 265,2 triliun. Di periode yang sama tahun lalu, laba bersih yang berhasil dicapai Aramco adalah 83,29 miliar riyal atau sekitar Rp 330,2 triliun.

Aramco berupaya menjaga produksi minyak mereka sekitar 9,7 juta barel per hari selama tiga bulan pertama 2020 di bawah pakta pemangkasan pasokan OPEC+. Lalu pada April, Aramco membuka "keran minyak" setelah pemangkasan pasokan sebelumnya jatuh pada awal Maret.

Perusahaan yang go public pada tahun lalu ini mengatakan total dividen sebesar 13,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 199,6 triliun telah dibayarkan pada kuartal pertama. Dividen sebesar 18,75 miliar dolar AS atau sekitar Rp 279,3 triliun akan dibayarkan pada kuartal kedua.

Arus kas Aramco dari aktivitas operasi berada pada 22,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 333,7 triliun pada kuartal pertama. Pada tahun lalu, arus kas Aramco di periode yang sama dari aktivitas operasi mencapai 24,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 365 triliun.

 
Berita Terpopuler