8 Ragam Pendapat Ulama tentang Waktu Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang lebih baik dari malam seribu bulan.

Republika/mgrol101
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar
Rep: umar mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan memiliki malam yang istimewa dan lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Setiap Muslim tentu mendambakan dirinya bisa meraih Lailatul Qadar di salah satu malam di bulan Ramadhan.

Baca Juga

Sebagian Muslim menganggap Lailatul Qadar terdapat di 10 hari terakhir Ramadhan, dan sebagian lainnya punya anggapan lain. Para ulama pun berbeda pendapat tentang waktu Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.

Ahmad Sarwat dalam bukunya Jaminan Mendapat Lailatul Qadar menjelaskan ragam pendapat ulama soal waktu Lailatul Qadar. Ada delapan pendapat dari kalangan ulama yang dipaparkan oleh Ahmad.

"Para ulama ketika berbicara tentang kapan tepatnya jatuh malam Qadar itu, telah berbeda pendapat sepanjang zaman. Hal itu bukan karena para ulama tidak mampu mendapatkan dalil, tetapi justru karena dalilnya tidak ada yang secara tegas menyebutkan kapan waktunya," tulis Ahmad.

Malam Ganjil di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Ulama yang berpendapat demikian di antaranya Mazhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah, serta Al-Auza'i dan Abu Tsaur. Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah bahkan menegaskan Lailatul Qadar jatuh malam ke-27 Ramadhan. Ini termaktub dalam kitab Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi. Pendapat yang pertama ini adalah pendapat jumhur ulama.

Salah Satu di Sepanjang Malam Ramadhan

Ibnu Abidin dalam kitab Hasyiatu Abdin Jilid 2 mengemukakan soal pendapat kedua ini. Pendapat ini menyebut Lailatul Qadar ada di sepanjang Ramadhan, sejak malam pertama hingga malam terakhir. Artinya, Lailatul Qadar bisa saja ada di salah satu malam di sepanjang Ramadhan.

10 Malam Terakhir Ramadhan

Pendapat ini menyebut Lailatul Qadar ada di salah satu malam di 10 terakhir Ramadhan, tetapi tidak bisa dipastikan pada tanggal berapa. Menurut pendapat ini, meski tidak diketahui, tanggalnya tidak berpindah-pindah dan setiap tahun selalu jatuh pada malam yang sama. Pendapat ini adalah pendapat resmi Mazhab Asy-Syafi'iyah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi.

 

 

Malam Pertama Ramadhan

Menurut pendapat ini, Lailatul Qadar jatuh pada malam pertama bulan Ramadhan, dan pendapat ini disampaikan oleh Abi Razin al-Uqaili ash-Shahabi, yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas. "Malam Qadar itu jatuhnya pada malam pertama bulan Ramadhan." Pendapat ini terdapat pada kitab Fathul Bari jilid 4, karangan Ibnu Hajar al-Asqalani.

Malam ke-17 Ramadhan

Pendapat ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ath-Thabarani dan Abu Syaibah, dari jalur Zaid bin Arqam. Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Alquran."

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Masud, Lailatul Qadar itu adalah malam yang di siangnya terjadi Perang Badar, berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah Al-Anfal ayat 41, "Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan."

10 Malam Tengah Ramadhan

Imam Nawawi menjelaskan soal adanya pendapat ini. Sebagian ulama di kalangan Mazhab Syafii ada yang berpendapat demikian. Kemudian Imam ath-Thabari menghubungkan pendapat ini kepada Utsman bin Abil 'Ash dan Hasan Bashri.

Jamaah membaca kitab suci saat shalat Tarawih di Masjid Raya Habiburahman di Bandung, Jawa Barat. Selama sepuluh hari terakhir Ramadan, umat Muslim menetap dan bermalam dengan tenda di masjid untuk berjumpa dengan malam Lailatul Qadar. - (M Agung Rajasa/Antara)

Malam ke-19 Ramadhan

Ibnu Hajar memberikan penjelasan, dalil pendapat ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari jalur Ali bin Abi Thalib. Imam ath-Thabari menghubungkan hadis tersebut kepada Zaid bin Tsabit dan Ibnu Masud. Sedangkan ath-Thahawi menyambungkan hadis itu kepada Ibnu Masud.

Berpindah-pindah Tiap Ramadhan

Artinya, bagi pendapat ini, Lailatul Qadar di satu Ramadhan tidak sama dengan Ramadhan tahun berikutnya. Bisa jadi, Lailatul Qadar di 10 hari terakhir Ramadhan berpindah ke malam lain. Pendapat ini disampaikan mengingat banyaknya perbedaan yang didasarkan pada riwayat yang beragam pula. Seluruh riwayat tidak mungkin ditolak tetapi juga tidak mungkin digabungkan hingga sampai pada satu kesimpulan ihwal kapan jatuhnya Lailatul Qadar.

Karena itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, KH. Salahuddin Al-Ayyubi menyatakan, jika ingin mendapatkan Lailatul Qadar, maka setiap Muslim harus memperbanyak ibadah sejak awal Ramadhan. "Sehingga bisa nyenggol di salah satu malam di bulan Ramadhan. Karena Lailatul Qadar ini keutamaannya sangat besar sekali," katanya.

 

 

 
Berita Terpopuler