Puasa Sunnah Setelah Pertengahan Sya’ban Benarkah Makruh?

'(Bagi) seseorang yang terbiasa berpuasa, maka berpuasalah.'

Republika/mgrol 101, mardiah
ilustrasi puasa
Rep: Muhyiddin Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian masyarakat masih mempertanyakan tentang hukum berpuasa sunnah setelah tanggal 15 Sya’ban, termasuk puasa Senin-Kamis atau puasa qadha’. Sebab, ada hadits Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam yang melarang berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban.

Baca Juga

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Kalau telah memasuki pertengahan Sya’ban maka janganlah kalian berpuasa.” (Dishahihkan oleh Al-Bany dalam Shahih Tirmizi, 590).

Hadits tersebut menunjukkan larangan berpuasa setelah pertengahan Bulan Sya’ban. Namun, dalam buku “M. Quraish Sihahb Menjawab...” dijelaskan bahwa tidak benar jika berpuasa sunnah setelah tanggal 15 Sya’ban hukumnya makruh.

“Tidak benar, Rasul Saw paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban,” jawab M. Quraish.

Karena itu, menurut dia, jika pun ada puasa tahun lalu yang belum dibayar, umat Islam tetap wajib membayar puasa wajib sebelum masuk bulan Ramadhan, walau di akhir bulan Sya’ban.

Dalam beberapa hadits, Rasulullah juga membolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban. Di antaranya, hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Rasulullah bersabda:

“Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari, melainkan seseorang yang terbiasa berpuasa, maka berpuasalah.”

Hadits tersebut menunjukkan bahwa berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban diperbolehkan bagi orang yang mempunyai kebiasaan berpuasa, baik puasa Senin-Kamis maupun puasa Daud. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari dari Abu Salamah juga dijelaskan bahwa Rasulullah biasanya berpuasa pada seluruh bulan Sya’ban.

“Diriwayatkan dari Abu Salamah, bahwa Aisyah berkata, Nabi tidak berpuasa pada satu bulan lebih banyak selain di bulan Sya’ban. Sesungguhnya nabi berpuasa pada Bulan Sya’ban (seolah-olah) pada seluruh bulan.” 

 
Berita Terpopuler