Perawat yang Ditolak Warga Akhirnya Diantar-Jemput

Tim medis ditolak warga karena ketakutan terhadap Covid-19.

Antara/Hafidz Mubarak A
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta. Sejumlah petugas medis RSUP Persahabatan ditolak warga di kediamannya sejak Ahad (23/3).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga medis pasien Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, yang ditolak pulang oleh tetangga telah difasilitasi tempat tinggal. Mereka juga difasilitasi antar-jemput oleh Pemprov DKI.

"Pagi ini menurut sumber kami, masalah ini sudah diambil alih pimpinan (RSUP Persahabatan)," ujar Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah di Jakarta, Rabu (25/3) siang.

Manajemen RSUP Persahabatan, kata Harif, telah mengambil alih kebijakan. RSUP memfasilitasi tempat tinggal sementara bagi dokter maupun perawat yang ditolak pulang oleh tetangganya.

Selain mendapat tempat tinggal sementara, dokter dan perawat tersebut juga memperoleh fasilitas kendaraan antar-jemput oleh Pemerintah Provinsi DKI. "Barusan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) menyampaikan sudah disediakan tempat lengkap dengan kendaraan antar-jemput," katanya.

PPNI menerima laporan kalangan dokter dan perawat yang sedang menangani kasus Covid-19 di RSUP Persahabatan mendapat penolakan kembali ke kosan atau rumah mereka. Laporan itu diterima pihaknya pada Ahad (22/3) dari PPNI Cabang Jakarta Timur.

Harif mengaku belum mengetahui jumlah dokter maupun perawat yang ditolak oleh warga di tempat tinggal mereka. "Jumlahnya tidak dilaporkan, tapi kejadiannya saja. Bukan hanya perawat, tapi ada dokter juga," katanya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler