Ruang Rawat Pasien Covid-19 di Wisma Atlet akan Ditambah

Kementerian BUMN akan menambah ruang rawat pasien Covid-19 di Wisma Atlet.

Kompas Nasional
Ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) akan menambah ruang perawat pasien terinfeksi virus corona atau (Covid-19) di Wisma Atlet, Jakarta Pusat. Rencananya akan ada tambahan 3 ribu kamar rawat inap di Wisma Atlet yang kini telah diubah menjadi rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19.

Baca Juga

Staf Khusus Menteri BUMN bidang Komunikasi, Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya telah diminta Presiden Joko Widodo untuk mengubah wisma atlet yang jadi tempat tinggal para atlet menjadi ruangan rumah sakit yang memiliki ruang perawatan intensif (ICU), ruang darurat hingga beberapa lantai memiliki tekanan negatif dan virus tidak bisa masuk. Kemudian dalam empat hari, pihaknya mengubah wisma menjadi RS darurat yang memiliki tempat ICU, tes laboratorium, Polymerase Chain Reaction (PCR). 

"RS darurat itu bisa melayani 1.500 pasien. Selain itu ada penambahan ruangan (rawat inap) di tower berikutnya, mudah-mudahan 3 ribu kamar untuk pasien Covid-19," ujarnya saat konferensi pers dukungan BUMN untuk penanganan Covid-19, di akun Youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (24/3).

Kapasitas rumah sakit darurat ini diharapkan bisa menampung pasien-pasien yang memang dikhususkan masuk ke rumah sakit darurat itu. Arya menjelaskan, kini RS darurat Wisma Atlet dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona hijau boleh dimasuki publik termasuk wartawan, kemudian zona kuning untuk tenaga medis supaya punya tempat tinggal di sana termasuk supporting karena layanan rumah sakit harus ada pergantian kasur. 

Terakhir adalah zona merah yang merupakan zona khusus pasien dan orang yang bisa masuk ke zona itu harus memakai alat pelindung diri (APD).  Terkait membludaknya pasien begitu dibuka, ia mengakui begitu RS darurat ini diresmikan kemarin Senin (23/3) jam 17.00 WIB dan dibuka ternyata sekitar 30 pasien langsung bersamaan masuk RS itu. Akhirnya ada antrean masuk RS jadi agak panjang.

"Mohon dimaklumi, karena butuh waktu karena, tidak mungkin langsungdilayani serentak. Kami terus meningkatkan servis kami untuk memberikan pelayanan," ujarnya.

Terkait membludaknya pasien ini, pihaknya mengaku juga telah menyiapkan rumah sakit BUMN lainnya yaitu Pertamina Jaya. Selain itu, pihaknya meminta orang-orang yang positif tapi masih sehat bisa isolasi di rumah saja, kemudian kalau agak parah bisa masuk ke RS darurat wisma atlet, dan kalau sangat parah bisa ke rumah sakit Pertamina Jaya atau rumah sakit rujukan lainnya. Ia menyebutkan saat ini ada 31 RS BUMN yang siap menjadi rujukan penanganan Covid-19.

"Karena dikhawatirkan ada puncak yang diperkirakan bisa 8 ribu pasien menurut Institut Teknologi Bandung makanya disebar," ujarnya.

 
Berita Terpopuler