Cara Masjid Istiqlal Antisipasi Penyebaran Virus Corona

Masjid Istiqlal menjadi pelopor dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Republika/Thoudy Badai
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Pusat menyemprotkan cairan disinfektan di area Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3).(Republika/Thoudy Badai)
Rep: Sapto Andika Candra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal menjadi pelopor dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit oleh virus corona (Covid-19) di tempat ibadah. Per Jumat (13/3) ini, masjid terbesar di Asia Tenggara ini tidak menggunakan karpet untuk seluruh kegiatan ibadah, baik shalat wajib maupun acara pengajian.

Jamaah diperbolehkan membawa sajadah sendiri atau melakukan shalat beralaskan lantai masjid. Pengurus juga melakukan pembersihan ruang shalat utama secara berkala menggunakan disinfektan.

Baca Juga

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan, penggulungan karpet masjid dilakukan menyusul kesadaran alas shalat yang digunakan secara bersama-sama bisa berperan sebagai media penyebaran virus seperti yang terjadi di Malaysia. Apalagi Kerajaan Arab Saudi juga melakukan kebijakan yang sama, yakni menggulung karpet di masjid-masjid besarnya.

Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Pusat menyemprotkan cairan disinfektan di area Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3). - (Republika/Thoudy Badai)

"Yang kedua, kami lebih mendetail yang kecil-kecil, seperti mikforon kami sterilkan karena setiap pembicara itu lain. Lalu penghitungan uang (infaq) kan ada uang China, dolar AS, penularan melalui uang juga kami sterilkan, aparat kami bertugas di situ. Kami siapkan antiseptik," ujar Nasaruddin usai mendampingi Presiden Jokowi meninjau pembersihan ruang utama Masjid Istiqlal, Jumat (13/3). 

Selain itu semua, Imam Besar Istiqlal juga mengimbau jamaah shalat tetap menjaga daya tahan tubuh, serta daya tahan batin, dan mental. Ia menekankan Rasulullah SAW telah memberi contoh bagaimana umat seharusnya mencegah penyakit menular, termasuk mencegah penyebaran epidemi.

"Dan bagaimana Alquran memperkenalkan kasus-kasus yang melanda umat sebelumnya," kata Nasaruddin.

 
Berita Terpopuler